n-JAWA-ni: Teknologi, Kearifan Lokal, dan Generasi Digital

Melampaui Batas, Menginspirasi Antar Generasi

Dalam era digital, perubahan adalah konstan, dan inovasi adalah kebutuhan. Generasi Milenial, Gen Z, dan Alpha menghadapi dunia yang menuntut mereka tidak hanya untuk mengikuti tren, tetapi juga menciptakan dampak yang bermakna. Teknologi seperti iOS Swift, Python for Data Science, hingga Artificial Intelligence menjadi pintu menuju masa depan yang penuh peluang. Namun, bagaimana jika kemajuan ini dipadukan dengan filosofi kearifan lokal yang mendalam dan inspirasi perspektif global yang memotivasi?

Pepatah Jawa “Urip iku urup”—hidup harus memberi manfaat—mengajarkan bahwa keberhasilan sejati adalah ketika teknologi tidak hanya memperkaya kita, tetapi juga memberi dampak positif bagi masyarakat. Selaras dengan itu, Albert Einstein pernah berkata, “Try not to become a man of success, but rather a man of value.” Maka, teknologi dan pembelajaran harus menjadi alat untuk menciptakan nilai, bukan sekadar prestasi.

Generasi Inspiratif untuk Dunia yang Lebih Baik
Teknologi adalah alat, tetapi nilai-nilai manusialah yang menentukan dampaknya.

Mengupas Teknologi: Belajar dari Dasar hingga Inovasi Puncak

1. iOS Swift: Menanamkan Stabilitas di Dunia yang Cepat

Aplikasi mobile untuk sistem operasi iOS menggunakan bahasa pemrograman Swift.

Fungsi: membangun aplikasi native untuk perangkat Apple seperti iPhone dan iPad.

Pengembangan aplikasi berbasis iOS Swift memberikan pelajaran penting tentang eksklusivitas, stabilitas, dan keamanan. Filosofi Jawa “Wani ngalah, luhur wekasane” mengajarkan bahwa keberanian untuk berfokus pada kualitas, meski tidak populer, akan membawa hasil yang mulia. Dalam pembelajaran, ini adalah pengingat bahwa pendekatan yang mendalam lebih berarti daripada sekadar mengikuti arus.

2. Android Kotlin: Menjadi Kreatif dengan Fleksibilitas

Aplikasi mobile berbasis Android menggunakan bahasa pemrograman Kotlin.

Fungsi: Aplikasi modern, efisien, dan sesuai dengan standar terbaru Android.

Android Kotlin, dengan pengguna lebih dari 70% pasar global, mengajarkan pentingnya fleksibilitas dalam menghadapi tantangan. Dalam pembelajaran, hal ini mirip dengan filosofi “Becik ketitik ala ketara”—hasil baik akan terlihat dari proses yang konsisten dan jujur. Generasi ini didorong untuk melihat teknologi sebagai alat ekspresi kreatif yang memungkinkan solusi bagi masalah nyata.

3. Fullstack Javascript: Mengintegrasikan Pengetahuan untuk Hasil Maksimal

Aplikasi web secara menyeluruh, dari sisi frontend hingga backend, menggunakan JavaScript.

Fungsi: website atau aplikasi web lengkap, mulai dari desain tampilan hingga pengelolaan database.

Full stack JavaScript adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi sistem komputer secara keseluruhan. Full stack developer bertanggung jawab untuk mengawasi dan memperbaiki bagian front end dan back end dari aplikasi atau website.

Menguasai Fullstack Javascript memerlukan pemahaman yang menyeluruh, baik dari sisi depan maupun belakang. Seperti filosofi Jawa “Sangkan paraning dumadi”—memahami asal dan tujuan, teknologi mengajarkan kita untuk selalu melihat gambaran besar dan tujuan akhir dari pembelajaran kita. Dalam inspirasi global, Steve Jobs mengatakan, “The journey is the reward.” Perjalanan belajar adalah penghargaan itu sendiri.

4. UI/UX Designer: Membangun Empati Melalui Desain

Menekankan pada desain antarmuka pengguna (UI) dan pengalaman pengguna (UX) yang optimal.

Fungsi: Mendesain produk digital yang menarik, intuitif, dan ramah pengguna.

Desain yang baik bukan hanya indah, tetapi juga berfungsi untuk membantu orang. Filosofi “Ajining diri saka lati, ajining raga saka busana” mengingatkan kita bahwa bagaimana sesuatu dirancang mencerminkan nilai dan empati yang diberikan kepada pengguna. Sebagai mentor, UI/UX Design mengajarkan kita untuk berpikir dari sudut pandang orang lain, memperkuat empati dalam setiap keputusan desain.

5. Python for Data Science: Menemukan Makna dalam Data

Berfokus pada analisis data, visualisasi, dan machine learning menggunakan bahasa Python.

Fungsi: Memahami data secara mendalam untuk pengambilan keputusan yang berbasis informasi.

Di era big data, Python adalah alat untuk menyaring kekacauan menjadi wawasan. Filosofi “Ojo kagetan, ojo gumunan”—jangan mudah terkejut atau kagum, mengingatkan generasi muda untuk tetap kritis dalam menganalisis informasi. Inspirasi global datang dari kata-kata Peter Drucker: “What gets measured, gets managed.” Memahami data adalah langkah pertama menuju pengambilan keputusan yang bijaksana.

6. Project Management & Agile Scrum: Mengelola Kompleksitas dengan Ketangkasan

Project Management keterampilan untuk merencanakan, mengelola, dan mengeksekusi proyek dengan efektif. Kemampuan memimpin tim, mengelola waktu, dan mengoptimalkan sumber daya.

Framework Agile dan metode Scrum untuk manajemen proyek yang fleksibel dan kolaboratif.

Fungsi: Memahami cara bekerja dalam tim yang gesit dan beradaptasi dengan perubahan kebutuhan proyek.

Project management, terutama dengan metode Agile, adalah seni menavigasi kompleksitas tanpa kehilangan fokus. Filosofi “Alon-alon waton kelakon”—perlahan namun pasti, menegaskan pentingnya konsistensi dalam mengejar tujuan besar. Dalam studi kasus global, perusahaan yang mengadopsi Agile memiliki tingkat keberhasilan proyek 60% lebih tinggi dibandingkan metode tradisional, menunjukkan pentingnya pendekatan bertahap namun efektif.

7. Artificial Intelligence: Memanusiakan Teknologi untuk Masa Depan

Aplikasi kecerdasan buatan, seperti machine learning, natural language processing, dan computer vision.

Fungsi: Kemampuan untuk mengembangkan solusi berbasis AI yang inovatif dan efisien.

AI adalah puncak inovasi, tetapi tantangan terbesarnya adalah bagaimana menjaga teknologi tetap manusiawi. Filosofi “Manunggaling kawula lan Gusti”—harmoni antara manusia dan pencipta, relevan untuk memastikan AI digunakan untuk kebaikan bersama. Inspirasi datang dari Bill Gates: “Technology is just a tool. In terms of getting the kids working together and motivating them, the teacher is the most important.” Dengan AI, peran manusia sebagai mentor tetap krusial.

Motivasi Pembelajaran: Mengintegrasikan Lokal dan Global

Belajar teknologi bukan sekadar memahami kode, tetapi juga memahami nilai-nilai yang membentuk kita sebagai individu dan masyarakat. “Tut wuri handayani”—memberikan dorongan dari belakang, adalah semangat yang harus dimiliki mentor dan pembelajar. Dalam inspirasi global, Oprah Winfrey berkata, “Education is the key to unlocking the world, a passport to freedom.” Belajar adalah jalan menuju kebebasan untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Mentorship: Menjadi Pembimbing dan Penerang

Setiap pembelajar memerlukan mentor—seseorang yang membimbing mereka melewati tantangan. Filosofi “Iku tandane wong wasis, tansah eling lan waspada”—bijak berarti selalu sadar dan berhati-hati, adalah prinsip bagi setiap mentor untuk memberikan arahan yang tepat. Mentorship adalah tentang mendampingi, bukan mengarahkan; menginspirasi, bukan memaksa.

Sebagai contoh, program seperti Python for Data Science atau Agile Scrum dapat diintegrasikan dalam pembelajaran dengan menekankan pentingnya proses, kesabaran, dan keberlanjutan. Generasi muda perlu diajarkan bahwa keberhasilan bukanlah tujuan akhir, tetapi proses pembelajaran yang tak pernah berhenti.

Inspirasi dan Studi Kasus

1. Dampak Teknologi Lokal dengan Pendekatan Global

Gojek adalah contoh bagaimana teknologi lokal dapat mendunia. Dengan memanfaatkan Python dan metode Agile, mereka tidak hanya menciptakan solusi transportasi, tetapi juga merevolusi gaya hidup masyarakat. Filosofi “Sepi ing pamrih, rame ing gawe” adalah prinsip di balik kesuksesan mereka—bekerja untuk manfaat banyak orang, bukan hanya keuntungan pribadi.

2. Komparasi Etos Kerja Global dan Lokal

Menurut McKinsey, perusahaan yang memprioritaskan keberlanjutan dan inklusivitas memiliki tingkat keberhasilan 30% lebih tinggi. Dalam perspektif lokal, filosofi Jawa mengajarkan harmoni dan keberlanjutan melalui “Ngunduh wohing pakarti”—menuai hasil dari perbuatan.

Generasi Inspiratif untuk Dunia yang Lebih Baik

Teknologi adalah alat, tetapi nilai-nilai manusialah yang menentukan dampaknya. Dengan memadukan filosofi lokal seperti “Sangkan paraning dumadi” dan inspirasi global seperti kata-kata Mahatma Gandhi, “Be the change you wish to see in the world,” generasi ini dapat menciptakan keseimbangan antara kemajuan dan kemanusiaan.

Sebagai mentor dan pembelajar, mari kita jadikan teknologi sebagai sarana untuk menciptakan dunia yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih manusiawi. Karena pada akhirnya, yang terpenting bukanlah apa yang kita capai, tetapi bagaimana kita memberi manfaat bagi orang lain.

Jember, 21 Januari 2025

Jeffrey Wibisono V.

Praktisi Industri Hospitality dan Marketing Branding

Share this:

n-JAWA-ni: Kolaborasi “Holobis Kuntul Baris”

Kalimat holobis kuntul baris dengan terjemahan harafiah burung bangau yang sedang berbaris.  Satu kiasan dalam pitutur luhur Jawa untuk pegangan pekerja, SDM – sumber daya manusia maupun suatu perusahaan. Peribahasa ini menggambarkan kinerja sekelompok orang yang mau bekerjasama dengan penuh semangat untuk maju bersama.

“Alone we can do so little; together we can do so much.” demikian kata Helen Keller

Kolaborasi kelompok sampai menjadi teamwork tentunya didasari oleh prinsip yang sama yaitu mengenai kesamaan pemikiran dan pemahaman, kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat. Modal terpenting untuk maju bukanlah hanya uang, tetapi modal semangat, kerja keras dan kita sendiri yang ingin memperbaiki nasib.

Penjabarannya adalah kemampuan bekerja dalam kerja tim untuk menggapai visi secara bersama-sama. Holobis kuntul baris punya kekuatan untuk mengarahkan setiap individu yang mempunyai tujuan masing-masing kemudian menggabungkannya menjadi misi organisasi. Kerja tim semacam ini adalah pemicu yang memungkinkan orang yang biasa-biasa saja kemudian menjadi luar biasa.

Kita semua sudah tahu kan kata Komunitas, Asosiasi, Club, Stakeholders atau bahkan Geng?! Mungkin salah satu dari kita menjadi pengurus dan anggota?

Baik, mari kita bangun contoh konkritnya. Keilmuan jaman digital juga menjamurkan bisnis independen yang menggunakan terminologi Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan, Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Juga StartUp – Usaha Rintisan yang merupakan cara baru dalam berusaha di era modern revolusi industri gen 4.0 dan marketing 5.0 saat ini. Sering juga disebut dengan StartUp Digital karena tidak bisa terlepas dari teknologi informasi – teknologi digital.

Pemikiran selanjutnya adalah bagaimana mengkolaborasikan kita yang pebisnis UMKM dengan StartUp? Di era milenium ini, terutama di industri perdagangan B2C (Business to Consumer), salah satu jalan menuju sukses hanya dengan berkolaborasi. Proses efektif, efisien, biaya marketing murah adalah jalan keluar.

Jadi harus ber-kolaborasi ya kita-kita ini?

Pasti!

Contoh nyata ada di success story nya Go-Jek. Penyedia aplikasi digital yang sekarang beken dengan go-go-go nya.

Harus dipahami terlebih dahulu, perbedaan kedua small-business ini.

StartUp adalah jenis usaha yang masuk ceruk bidang jasa dan pelayanan.

Sedangkan UMKM adalah jenis usaha yang produknya dapat dirasakan langsung oleh konsumen real time seperti kuliner, kerajinan, dan busana.  

Banyak dari kita memulai membuka jenis usaha ini biasanya dimulai dari hobi.

Bisanya membuat kue bolu pedas, ya jualan bolu spesifik itu. Semacam egosentrik juga, karena tidak memikirkan pangsa pasar dan membuka bisnis tanpa analisa. Hasil jangka panjangnya?

Silakan dijawab sendiri oleh teman-teman pelaku usaha mikro atau rumahan atau home industri. Semoga semua berhasil dan sukses.

Atau ada keputusan lain membuka usaha mikro, karena kepepet seperti pada tahun 2020. Efek COVID-19, dimana secara masif pekerja kehilangan pekerjaan karena perusahaan harus menghentikan kegiatannya. Yang begini ini pastinya modal nekad, modal dengkul yang harus dijalani.

Kolaborasi UMKM dengan StartUp adalah fenomena yang semakin banyak peminatnya khususnya para pengusaha muda. 

Keduanya juga memiliki perbedaan yang di dalamnya terdapat keunggulan dan keistimewaannya masing-masing. Namun perlu diingat, StartUp dan UMKM adalah pekerjaan yang harus diupayakan dengan serius. Untuk menjadi sukses dalam bisnis ini, kita harus memiliki komitmen dengan mengerahkan segala daya upaya. Sehingga usaha yang dijalankan dengan cara berkolaborasi bisa berkembang dan bermanfaat bagi semua orang yaitu pebisnis juga konsumennya.

Pemakaian teknologi sangat berbeda jauh antara keduanya. UMKM menggunakan teknologi fokus untuk pemasaran produknya, untuk menjangkau konsumen langsung sampai kepada payment gateway-nya, sistem pembayaran dengan cara digital. Sedangkan bagi StartUp, menggunakan teknologi adalah keharusan. Teknologi adalah nyawa penting dalam sebuah StartUp untuk memfasilitasi kebutuhan bisnis konvensional supaya bisa melakukan transaksi dan closed sale secara real time. Sidang pembaca sudah pernah belanja cara online kan? Di platform digitalnya yang kekinian sudah termasuk delivery service, biaya pengiriman dari segala penjuru Indonesia.

Kemudian prinsip hitung dagang selanjutnya adalah UMKM memasang target untuk mendapatkan laba sejak mereka mulai menjual produknya. Sedangkan StartUp perhitungan dasar perusahaannya adalah menitik beratkan pada valuasi dengan strategi multiplikasi. Bukanlah keuntungan di awal yang dikejar oleh para StartUp, melainkan perkembangan bisnis itu sendiri. Terlihat abstrak memang. Apabila kita  mengamati perkembangan Go-Jek, Tokopedia, Shopee tentu kita semakin paham dengan banyaknya promosi yang mereka luncurkan. Sangat beragam dan sering membuat kita menjadi pe-belanja yang produktif.

Benar?

Ya, para StartUp rela merugi agar konsumen tertarik menggunakan layanannya, menggunakan aplikasi digital yang di-up-grade setiap saat. Rumus merugi ini tidaklah wajib, kita tetap bisa mendapatkan laba keuntungan agar bisa tetap beroperasi jangka panjang. Untuk bisnis StartUp yang wajib adalah meningkatnya nilai valuasi StartUp demi untuk menentukan harga jual StartUp atau perusahaan apabila terjadi merger atau ada perusahaan lain yang tertarik untuk mengakuisisinya.

Maka …. apakah semangat holobis kuntul baris masih valid  dalam kekinian kolaborasi StartUp Digital + IKM/UMKM/UKM bagi kita?

Jember, 26 Juni 2022

Jeffrey Wibisono V.

Praktisi Perhotelan dan Konsultan di Industri Hospitality

Juga tayang di

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/415888/njawani-kolaborasi-holobis-kuntul-baris

https://sorogan.id/kolaborasi-holobis-kuntul-baris-39993/

https://bisniswisata.co.id/kolaborasi-holobis-kuntul-baris/

https://jeffreywibisono.com/n-jawa-ni-kolaborasi-holobis-kuntul-baris/
Share this:

n-JAWA-ni: Mandhor Klungsu – Roadmap Personal Branding

Apa sebenarnya tujuan kita membangun Personal Branding?

Untuk konsumsi siapa atau publik yang mana?

Tentunya perihal personal branding adalah sebagai bagian dari komitmen bisnis kita dan peningkatan karir, bukan hobby!

Strategi pencitraan diri – personal branding adalah segala upaya untuk mengubah reputasi dan karir kita dari yang biasa-biasa saja untuk menjadi high visibility. Kita bisa membuat tolok ukur sendiri dari saat kita mengawali titik balik hingga ke tingkat yang hendak kita capai. Strategi kekinian untuk aktivitas personal branding erat kaitannya dengan konten marketing termasuk di dalamnya kita “ngeksis” di media sosial.

Lalu, kalau menurut saya, di poin konten marketing untuk personal branding, sebaiknya kita bisa mengambil referensi positif laku Mandhor Klungsu. Bagi saya,  budaya Jawa pitutur luhur rangkaian kata-kata mutiara bahasa Jawa bernilai universal dan berlaku sepanjang masa. Dan mandhor klungsu ini mengajarkan kita perihal humility – kerendahan hati, dimana pelaku marketing millenial dimulai dari wong lokal cilik seumpama klungsu.

Klungsu adalah biji buah asam dan Mandhor diartikan sebagai pemimpin.

Kita semua sudah tahu biji asam, bukan?

Si klungsu ketika kita menemukannya di dalam beragam olahan, langsung kita singkirkan.  Mulai dari ketika kita meracik bumbu sampai mengolah jamu. Betapa seolah sebutir benda yang tak berharga. Bahkan klungsu kita buang begitu saja, entah kemudian tergeletak terdampar dimana dan hanyut kemana. Klungsu kemudian tetap bertahan dalam segala cuaca, di hari panas dan di basahnya hujan. Nasib klungsu itu sumbyar semebyar berserakan dimana-mana. Si klungsu kecil tiga dimensi beragam bentuk, berwarna coklat kehitaman mengkilap dan berkulit tebal keras.  Tentu dengan karakter bentukan luarnya ini, si klungsu diciptakan oleh alam semesta menjadi tahan banting, jatuhpun masih mampu  melenting.Tetap berkilau dalam segala cuaca, kena teriknya panas matahari juga basahnya hujan, klungsu tetap demikian tidak mudah membusuk.Dari bungkus berparas rupawan, tampak kokoh itu. Di balik kekerasan yang sedap dipandang itu, di dalamnya ada kelembutan yang memiliki kekuatan untuk memecahkan si keras untuk dapat tumbuh. Klungsu mempunyai kehidupan sejati, walau ngrembayah  mengembarasekalipun cuma dapat lahan kecil dipinggir jalan.

Lalu apalah kita?

Begitu banyak bakat yang dimiliki tiap-tiap orang, termasuk kita-kita ini. Tetapi seperti klungsu yang terserak terlempar kesana sini seperti tidak berguna; oleh orangtua cita-cita kita dikaburkan, sampai ada yang ditenggelamkan ke dalam samudra demi menuruti melanjutkan impian bapak-ibu, mamie-papie, ayah-bunda. Oleh guru, minat dan bakat kita dialihkan ke pengembaraan tak berujung di padang pasir. Kemudian kembali kepada pengejawantahan kemauan dari dalam diri kita masing-masing. Kalau serius mau, niat dan mampu berproses untuk unggul, kita harus menjadi klungsu. Tetap fokus dalam pencarian jatidiri untuk mendapat lahan melanjutkan hidup yang tepat, sesuai cita-cita.

Begitu klungsu tumbuh menjadi pohon asam yang rindang menghasilkan ribuan klungsu yang lain. Sama persis dengan bisnis startup yang berupaya valuasi, bertumbuh menjadi bernilai lebih terus menerus. Ini multiplikasi dalam ilmu digital marketing.

Pohon asam identik dengan jenis pohon yang semua bagiannya bermanfaat bagi manusia. Pohon asam bisa diambil kayunya. Daunnya yang disebut sinom, bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Buahnya untuk bumbu dan beragam kreasi makanan, juga untuk perawatan tubuh. Akarnyapun bisa untuk bahan obat.  Perumpamaan bijak perihal pohon asam  ini mengajak kita untuk menjadi mandhor. Pemimpin terhadap klungsu kecil refleksi diri kita sendiri. Maknanya adalah walau berasal dari si klungsu bibit yang kecil, ketika kita bisa memimpin diri sendiri, maka kita akan berguna dan menyebarkan manfaat yang besar dan luas bagi kehidupan seperti pohon asam. Kita para klungsu diajarkan untuk menjadi kokoh dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya makhluk hidup. Bahasa kerennya menjadi seorang leader yang menciptakan future leaders yang sama tangguhnya.

Kemudian, sebelum kita mendalami dan terjun menjalankan strategi personal branding untuk diri kita sendiri, saya ingin Anda mengetahui,  bahwa ada satu karakteristik penting yang kita perlukan untuk pencitraan positif yang akan membawa karier kita ke tingkat berikutnya yaitu komitmen dan konsistensi untuk mewujudkannya. Kita harus fokus pada proses untuk mencapainya, selangkah demi selangkah. Ini adalah perjalanan yang layak dilakukan!  Persis seperti jalan hidup klungsu, ada kekuatan untuk tumbuh dan terus bertumbuh. Pada saatnya, kita akan takjub pada diri sendiri dan tingkatan yang kita raih sebagai pohon asam. Banyak dari kita tidak lahir sebagai penulis, tidak lahir sebagai superstar, akan tetapi kita bisa menjadi – dengan banyak pelatihan, menemukan kesempatan dan memaksimalkan upaya menggunakan kesempatan tersebut.

Selanjutnya Roadmap Personal Branding yang saya punya, yaitu  menyatukan semua rencana dan tindakan yang saling bertautan secara koheren. Menjadikan roadmap sebagai panduan formal. Ini berarti saya secara rutin menuliskannya, merenungkan tanya-jawab terhadap diri sendiri, kalau perlu kemudian merevisi dan  memperbarui strategi. Ide-ide baru selalu muncul secara dinamis kapanpun dan selalu segera saya catat untuk bisa direview dikemudian hari. Kira-kita demikian tahapannya

Tahap I adalah Strategi

  1. Menentukan tingkatan kita saat ini.
  2. Mengidentifikasi keahlian/spesialisasi kita
  3. Menentukan target audiens
  4. Menentukan perspektif unik kita
  5. Menentukan tools yang hendak kita pergunakan terus menerus
  6. Memberi penilaian sendiri terhadap keterampilan kita
  7. Tahu kepada siapa dan kemana kita pergi apabila memerlukan bantuan

Tahap II adalah menyiapkan infrastruktur

  1. Menyiapkan media kit yang berisi profil biodata kita. Di marketing 5.0 era technology for humanity kali ini, adalah sudah jamak kalau kita bisa share video pendek, reel dan klip public speaking.
  2. Selalu update biodata kita untuk meningkatkan kredibilitas. Kalaupun sudah siap, mempunyai Website yang adalah kategori owned digital asset adalah baik.
  3. Mempunyai blog untuk bisa menulis sesuai kemampuan dan kemauan kita.
  4. Membuat tools conversi untuk Analisa
  5. Mengaktifkan profil di media sosial
  6. Memiliki platform email.

Tahap III adalah meningkatkan keahlian

  1. Meluangkan waktu melatih keterampilan baru to upgrade ourselves.

Tahap IV adalah Reveal – Munculkan – Expose dan mainkan!

Akhirnya, jika kita adalah seseorang yang memiliki ambisi untuk menjadi  market leader di industri kita masing-masing dengan ilmu mandhor klungsu, maka roadmap ini dapat memandu kita di jalur pendakian yang cepat dan terpandang. Wajar jika pada awalnya, kita akan merasa terbebani, terutama jika kita sudah sibuk. Kuncinya hanya memecah tahapan strategi kita menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola. Selangkah demi selangkah, bertahap.  

Apabila kita konsisten, relevan dan interaktif, maka personal branding kita dari hari ke hari akan mulai kelihatan hasilnya. Kita akan menikmati aliran respon, mendapat peluang berbicara di sana-sini, dan meningkat pula jumlah follower dan fans baru. Pada titik tertentu, orang akan mulai meminta kita dan ingin mempekerjakan kita atas dasar reputasi yang kita kelola sendiri.  Tentunya kalau sudah pada pencapaian ini, baru kita merasakan kerja keras kita sepadan. Sensasional!

Panutan – Good luck! Stay humble dan happy climbing!

Never forget the power of the golden rule. If you want to build a personal brand, I suggest you make kindness and service the cornerstone. People will never forget on how you made them feel.

Jember, 28 April 2022

Jeffrey Wibisono V.

Praktisi Perhotelan dan Konsultan

Juga tayang di

https://www.timesindonesia.co.id/read/news/407940/njawani-mandhor-klungsu–roadmap-personal-branding

https://sorogan.id/mandhor-klungsu-roadmap-personal-branding-38788/2/
Share this:

Main SEO Google My Business

Tindakan jitu SEO Google My Business

Salah satu aktivitas saya sehari-hari adalah membangun teamwork dengan Google My Business (GMB). Saya juga dikenal dengan ID namakubrandku di IG, FB maupun network pergaulan. Bersama GMB, saya perlu mengasah keilmuan digital marketing sebagai seorang praktisi di hospitality industry. Saya adalah seorang Hospitality Industry Consultant Indonesia berlokasi di Bali. Seorang pekerja professional freelance dengan label “TELU” Hospitality Industry Learning and Consulting,  sekaligus Mentor di DIGIMAKz Bali yang fokus ke materi pelajaran Digital Marketing. Kerennya Konsultan Hotel gitu sebutan pendeknya.

Sangat menarik ketika kita membaca Insight GMB tersebut. Kita dipandu secara langsung dengan data dari tampilan Performance, kinerja kita bersama Google. How people interacted with you dan All interactions termonitor. Bahkan laporan terpadu dan mudah ditindak lanjuti dari rangkuman Calls, Messages, Business Profile interactions. Saya menggunakan yang versi bahasa Inggris, karena kebiasaan dan lebih mudah paham dengn terminologi internasional.

Teman-teman sudah paham cara kerja Google My Business dalam me-lokalisir keywords kita masuk ke Searches triggered your Business Profile?

Ada Searches breakdown loh! Dan canggihnya lagi kita diberi tahu juga Search terms that returned your profile in the results.

Ayo siapa yang hendak konsultasi, learning and consulting?

Mulai dari bagian saya sebagai konsultan urban dan boutique konsep dan operations grand-design hotels and resorts and villas di Bali sampai ke dinamika perkembangan digital marketing ter-kini.

Bali, 24 Januari 2021

Jeffrey Wibisono V.  namakubrandku

Hospitality Industry Consultant Indonesia in Bali –  Telu Learning Consulting – Digimakz Digital Marketing – Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Share this: