Leader Sejati Tak Asal Kasih Label
Jangan Asal Label—Sapa Dulu Akar Masalahnya
“Ora kabeh sing katon malas iku tenan ora gelem nyambut gawe. Kadhangkala mung ora paham kudu ngapa.”
Sebuah kalimat dari seorang senior supervisor yang lebih banyak diam, tapi sekali berbicara, langsung menyayat makna. Dalam dunia kerja, terutama industri pariwisata dan perhotelan yang dinamis dan menuntut multitasking ekstrem, kita sering menyaksikan pemimpin yang tergesa menghakimi:
“Anak ini gak perform. FIX.”
Padahal…
Bagaimana bila yang “fix” bukan karyawan itu,
melainkan pola pikir manajernya?
Esai ini adalah pengingat lembut namun tegas bagi kita semua yang memimpin tim, memegang peran strategis dalam menentukan arah dan budaya kerja. Tulisan ini bukan untuk menyalahkan, melainkan membimbing: bagaimana seharusnya kita bersikap sebelum mengucap satu label yang bisa mematikan semangat seseorang.
🌱 Empat Pilar Diagnosa: Sebelum Menyimpulkan, Mari Mencari Akar
Dalam dunia pengobatan Timur, diagnosis bukan tentang menyimpulkan penyakit dari gejala permukaan, tapi membaca energi, pola, dan lingkungan si pasien. Begitu pula dalam kepemimpinan:
Sebelum men-judge, kita decode.
Sebelum menghukum, kita humbly observe.
1. 🔍 CLARITY – Kejelasan Tugas, Bukan Asumsi Semata
“Confusion is the enemy of execution.” — Tony Robbins
Karyawan bisa terlihat lambat, tak efektif, atau malah tampak ‘lelet’. Tapi apakah kita sudah pernah mengecek: apakah dia benar-benar tahu apa yang harus dikerjakan?
✨ Tips & Trik:
- Buat job breakdown structure dengan bahasa sederhana dan visualisasi yang mudah dimengerti.
- Lakukan clarity talk mingguan, bukan cuma daily briefing.
- Gunakan metafora visual: papan tulis, skema pohon kerja, atau flowchart untuk memperjelas alur prioritas.
💡 Remedi:
Jika clarity-nya kabur, maka performa tidak bisa diharapkan stabil.
Clarity itu seperti cahaya.
Tanpa cahaya, bahkan orang terlatih pun bisa tersesat.
Pitutur Jawa:
“Wani ngalah luhur wekasane, wani nerangake ben terang urip barengane.”
Leader bukan hanya pemberi tugas, tapi penjernih arah.
2. 🧠 CAPACITY – Jangan Suruh Berlari Saat Masih Merangkak
“Overload is not laziness. It’s a warning signal.”
Sering kali kita tidak sadar: satu orang pegang 3 topi. Front office, reservasi, marketing. Atau waiter yang juga jadi content creator. Kapan waktunya dia bisa perform?
✨ Tips & Trik:
- Cek ulang workload mapping setiap minggu.
- Adakan sistem “pulse check”: tanyakan langsung, “Kalau kamu bisa hilangkan satu tugas, mana yang paling membebani?”
- Terapkan konsep “job crafting”—berikan ruang bagi karyawan menyuarakan beban kerja mereka.
💡 Remedi:
Pemimpin yang baik tahu kapan memberi beban, dan kapan membebaskan.
Kadang kita butuh menjadi “tukang kuras bak” agar tim tak tenggelam dalam overload.
Pitutur Jawa:
“Sepiro gedhene banyu yen kebak, yowes luber. Wong kerja nek kebak, ora bakal awet.”
3. ⚙️ CAPABILITY – Kekuatan Belajar adalah Investasi, Bukan Biaya
“Don’t judge a fish by its ability to climb a tree.” — Einstein (atribusi umum)
Karyawan tampak tidak bisa? Mungkin belum bisa.
Antara “tidak bisa” dan “belum bisa” dibatasi oleh satu hal:
kesempatan untuk belajar.
✨ Tips & Trik:
- Terapkan microlearning: 10-15 menit pelatihan harian via video, e-book, atau briefing interaktif.
- Berikan proyek mini untuk memicu skill baru (misalnya: bantu desain menu untuk trainee F&B).
- Dorong budaya berbagi ilmu antar rekan senior-junior.
💡 Remedi:
Capability bukan bawaan lahir, melainkan hasil pengasahan.
Jika leader mampu melihat potensi di balik kekurangan,
maka perusahaan akan punya emas sebelum dunia tahu nilainya.
Pitutur Jawa:
“Wesi nek diasah dadi landhep, ati nek diajar dadi trampil.”
4. 💣 CHARACTER – Ini Bukan Tentang Tidak Bisa, Tapi Tidak Mau
“Skills can be taught. Character is a choice.”
Inilah satu-satunya dimensi yang jika rusak, susah diperbaiki: karakter.
Karyawan yang manipulatif, tidak bertanggung jawab, atau menolak integritas, adalah bom waktu bagi organisasi.
✨ Tips & Trik:
- Lakukan reference check bukan hanya ke mantan atasan, tapi ke mantan rekan kerja.
- Terapkan probation plus—masa percobaan diperluas dengan mentoring karakter, bukan hanya tugas.
- Gunakan metode 360° feedback untuk menilai dari berbagai sudut.
💡 Remedi:
Kalau karakter seseorang sudah menjadi batu, bukan tugas kita untuk memahat.
Tugas kita adalah mengenali mana batu, mana benih.
Batu tak tumbuh. Benih butuh waktu.
Pitutur Jawa:
“Watu nek digodhog ora empuk. Wong nek ora duwe budi, ora bakal dadi.”
🔄 Paradigma Baru: Dari Menghakimi Menjadi Membina
Banyak karyawan gagal perform bukan karena malas. Tapi karena:
- Tugasnya tidak jelas (Clarity).
- Bebannya kebanyakan (Capacity).
- Skill-nya belum terbentuk (Capability).
- Atau… sayangnya memang karakter tidak layak diberi peluang (Character).
Tugas seorang leader bukan hanya mengejar performa,
tapi menciptakan lingkungan yang memungkinkan performa itu tumbuh.
“Great leaders don’t just build projects. They build people who build great projects.”
🔥 Inspirasi Mentorship: Rupa Nggendhong Rega
Dalam budaya Jawa, dikenal istilah “rupa nggêndhong rêga” — penampilan membawa harga. Tapi tak semua yang tampak lemah itu tak bernilai. Justru yang tampak lesu kadang menyimpan semangat yang tersumbat.
Sebagai manajer, jangan hanya melihat hasil, tapi telisik proses.
Seperti petani yang menyiram bibit, bukan menghardik karena belum panen.
🪶 Filosofi Air yang Mengalir
“Water never forces its way. It finds the path of least resistance, and still gets where it’s meant to go.”
Seorang pemimpin yang bijaksana bukan yang keras menghakimi,
melainkan yang halus memahami.
Yang tidak tergesa menggelar vonis,
tapi sabar menumbuhkan.
Jangan buru-buru berkata: “FIX, anak ini gak perform.”
Karena bisa jadi… yang perlu diperbaiki adalah cara kita memimpin.
📚 Rekomendasi Implementatif untuk Workshop & Pelatihan
Modul 1: Diagnosis 4C Leadership
- Sesi pembuka: Roleplay “Clarity vs Confusion”
- Latihan: Mapping beban kerja dan ekspektasi realistis
Modul 2: Hypnobranding & Hypnoselling Leadership Style
- Sesi: Teknik komunikasi sugestif positif
- Latihan: Reframing instruksi menjadi motivasi
Modul 3: Pitutur Leadership Coaching
- Sesi: Studi kasus dari filosofi Jawa untuk setiap C
- Latihan: Menulis surat mentorship dengan gaya pitutur
Modul 4: Red Flag & Graceful Exit
- Sesi: Cara mengidentifikasi character issue
- Latihan: Simulasi feedback untuk red-flagged staff
Jika artikel ini bagaikan cermin,
mari kita bercermin bukan untuk menyesali,
tapi untuk memperbaiki cara kita melihat orang lain.
“Leadership is not about being in charge. It’s about taking care of those in your charge.” — Simon Sinek
Karena…
Semua bisa jadi emas,
asal pemimpinnya cukup peka untuk menggali.
.
.
Jember, 23 Juni 2025
Praktisi Industry Hospitality dan Konsultan
.
.
LeadershipWisdom #ClarityCapacityCapabilityCharacter #Hypnobranding #FilosofiJawa #PelatihanManajer #ManajemenTim #MotivasiKerja #MentorshipIndonesia
