Di Balik Kerja Senyap Ikan dan Kerja Riuh Ayam
Siapa yang Sebenarnya Menggerakkan Perusahaan?
.
Prolog
“Tidak semua yang sunyi berarti tidak bekerja. Tidak semua yang berisik berarti menghasilkan banyak. Yang penting bukan gaya bekerja—melainkan nilai yang dihadirkan.”
.
Di dunia kerja—terutama di industri pariwisata dan perhotelan—kita bertemu bermacam-macam karakter manusia. Mereka datang dengan energi, ritme, preferensi, dan strategi yang berbeda-beda. Ada yang bergerak sunyi namun produktif, seperti ikan yang berenang jauh di bawah permukaan. Ada juga yang bekerja sambil berbunyi, seperti ayam betina yang berkokok setelah bertelur atau ayam jantan yang berkokok kapan pun ia merasa perlu.
Kedua tipe ini hidup berdampingan di kantor, di hotel, di restoran, di departemen sales, di kitchen, di housekeeping, di front office, di ruang meeting, di grup WhatsApp kerja, bahkan di ruang-ruang sidang manajemen yang formal. Kita semua pernah melihat mereka. Bahkan… kadang kita menjadi salah satunya.
Dan perusahaan membutuhkan keduanya.
Dalam esai panjang ini, kita akan mengurai metafora “pekerja tipe ikan” dan “pekerja tipe ayam”, memahami kekuatan masing-masing, bahayanya bila tidak dikelola dengan benar, dan bagaimana manajemen bisa memaksimalkan dua tipe energi ini agar menjadi synchronicity, bukan friksi.
Karena pada akhirnya, organisasi yang hebat bukan hanya diisi oleh orang yang pandai bekerja, tetapi oleh orang yang tahu di mana ia bekerja paling efektif.
“Saben uwong duwe dalan lan gayane dewe. Kudu ngerti papan, ngerti wektu, ngerti tatanan.”
(Setiap orang punya jalannya sendiri. Yang penting tahu tempat, tahu waktu, dan tahu tatanan.)
.
BAGIAN I – PEKERJA TIPE IKAN
.
1. Gambaran Umum: Bekerja Senyap, Mendalam, Konsisten
Pekerja tipe ikan adalah mereka yang:
-
Bekerja tanpa banyak bicara
-
Produktif di balik layar
-
Tidak suka memamerkan kinerja
-
Tidak banyak drama
-
Lebih fokus pada getting things done
-
Mendalami tugas-tugas detail, analitis, teknis, sistematis
-
Tidak bereaksi berlebihan terhadap pujian ataupun kritik
-
Lebih nyaman bekerja sendiri atau dalam ruang kerja yang tenang
Di industri hotel, mereka sering ada di:
-
Finance
-
Purchasing
-
IT
-
Engineering
-
Kitchen production (prep cook, butcher, stewarding)
-
Housekeeping back area
-
Creative desk
-
E-commerce & digital analytics
-
Revenue management
Mereka seperti ikan laut dalam—bergerak tanpa banyak terlihat, tetapi memegang stabilitas ekosistem.
.
2. Kekuatan Pekerja Tipe Ikan
.
a. Produktivitas Tinggi dan Konsisten
Mereka tidak boros energi pada hal-hal yang tidak penting. Tidak banyak berkomentar di rapat. Tidak banyak bicara soal politik kantor. Fokus mereka hanya satu: kerja selesai.
b. Pendekatan Mendalam (Deep Work)
Mereka kuat dalam tugas-tugas yang membutuhkan:
-
konsentrasi panjang,
-
analisis mendalam,
-
penyusunan laporan,
-
penyelesaian masalah kompleks.
c. Tidak Mencari Sorotan
Bagi mereka, hasil lebih penting daripada pengakuan. Inilah tipe pekerja yang membuat perusahaan stabil.
“Ati sing tentrem, gaweyan katon terang.”
(Hati yang tenang membuat pekerjaan terlihat jelas.)
d. Loyal dan Tahan Lama
Mereka tidak mudah tergoda drama. Lingkungan kerja tidak mudah “mengusir” mereka.
e. Kekuatan Observasi Tinggi
Karena mereka tidak banyak bicara, mereka banyak mengamati.
Karena banyak mengamati, mereka banyak mengerti.
Dan karena banyak mengerti, mereka jarang salah langkah.
.
3. Tantangan Pekerja Tipe Ikan
-
Mereka sering diremehkan karena tidak terlihat.
-
Sering dianggap “kurang ambisius”.
-
Kadang tidak pandai menyampaikan pencapaian.
-
Rentan diambil kreditnya oleh orang lain yang lebih vokal.
-
Tidak cocok untuk departemen yang membutuhkan exposure tinggi.
Pekerja tipe ikan harus belajar sedikit “berenang ke permukaan” agar kinerja mereka tidak tenggelam oleh suara ayam yang riuh.
.
BAGIAN II – PEKERJA TIPE AYAM
.
1. Gambaran Umum: Energi, Ekspresif, Berorientasi Pengakuan
Pekerja tipe ayam adalah mereka yang:
-
Bekerja dengan energi eksternal
-
Berani bersuara
-
Percaya diri
-
Senang menunjukkan hasil kerja
-
Membangun personal influence
-
Suka validasi
-
Punya kemampuan komunikasi yang kuat
-
Sering tampil di depan
-
Punya ambisi yang jelas
Mereka seperti ayam jago dan ayam betina: ada ritme, ada suara, ada “pengumuman”.
Di industri perhotelan, mereka banyak ditemukan di:
-
Sales & Marketing
-
Public Relations
-
Front Office
-
Guest Relation
-
Banquet Sales
-
Leisure & MICE
-
HR Training
-
Social Media & Community Engagement
-
F&B Service (yang punya karakter outgoing)
Mereka adalah wajah perusahaan—mereka yang dilihat, didengar, dikenali.
.
2. Kekuatan Pekerja Tipe Ayam
a. Representatif dan Meyakinkan
Mereka adalah “duta perusahaan” yang natural.
Mereka bisa bicara ke pelanggan dengan ramah, tegas, dan menarik.
b. Pandai Membangun Jejaring
Networking adalah nafas hidup mereka.
Dan dalam hospitality, networking adalah mata uang masa depan.
c. Berani Mengambil Risiko
Mereka tidak takut ide baru. Tidak takut tampil. Tidak takut mencoba.
d. Meningkatkan Energi Tim
Mereka membawa semangat.
Mereka menjadi titik pemantik antusiasme.
“Sing wani tampil, kadhang rejekine luwih cepet nyantol.”
(Yang berani tampil, kadang rezekinya datang lebih cepat.)
e. Memperkuat Brand Perusahaan
Mereka adalah “ayam berkokok” yang membuat dunia luar tahu bahwa perusahaan ini hidup, aktif, dan berdaya.
.
3. Tantangan Pekerja Tipe Ayam
-
Kadang terlalu fokus pada pengakuan, bukan substansi.
-
Bisa jatuh pada “kerja banyak bicara, hasil belum tentu nyata.”
-
Rentan “over-claiming”.
-
Potensi menimbulkan drama bila tidak diarahkan.
-
Bila kurang kesabaran, bisa konflik dengan tipe ikan.
Pekerja tipe ayam butuh disiplin agar suara mereka bukan hanya kebisingan, tetapi nilai.
.
BAGIAN III – ANALISIS ORGANISASI:
MANA YANG LEBIH DIBUTUHKAN?
.
Jawabannya dua-duanya.
Dengan proporsi yang tepat, pada tempat yang tepat, dengan pemimpin yang tepat.
Organisasi yang sehat seperti sebuah ekosistem:
-
Ikan menjaga kedalaman, stabilitas, struktur, data, akurasi.
-
Ayam menjaga permukaan, komunikasi, revenue, relasi, awareness.
Tanpa ayam, perusahaan sunyi—tidak ada yang tahu ia hidup.
Tanpa ikan, perusahaan keropos—tidak ada fondasi yang menopang.
“Ngendi ana banyu, ana urip. Ngendi ana swara, ana perhatian.”
(Di mana ada air, ada kehidupan. Di mana ada suara, ada perhatian.).
Kapan perusahaan butuh ayam?
-
Saat launching hotel
-
Saat butuh branding cepat
-
Saat revenue drop dan perlu push agresif
-
Saat butuh pemimpin yang energik untuk menggiring massa
-
Saat membangun engagement pelanggan
.
Kapan perusahaan butuh ikan?
-
Saat audit
-
Saat restrukturisasi operasional
-
Saat perlu efisiensi
-
Saat membuat SOP baru
-
Saat stabilitas lebih penting dari ekspansi
.
BAGIAN IV – DAMPAK UNTUK PERUSAHAAN
.
1. Dampak Positif Pekerja Tipe Ikan
-
Kinerja perusahaan stabil
-
Data akurat
-
Operasional rapi
-
Problem kompleks terselesaikan
-
Tim lebih sistematis
-
Pengeluaran terkendali
-
Risiko rendah
.
2. Dampak Positif Pekerja Tipe Ayam
-
Revenue naik
-
Brand perusahaan kuat
-
Klien bertambah
-
Networking berkembang
-
Awareness meningkat
-
Perusahaan terlihat “hidup”
-
Tim lebih bersemangat
.
3. Dampak Negatif Bila Tidak Dikelola
.
Tipe ikan yang tidak dihargai
→ Mati pelan-pelan, burnout, resign diam-diam, data kacau, operasional berantakan.
Tipe ayam yang tidak diarahkan
→ Riuh tapi kosong, banyak drama, konflik sosial, branding tidak jujur, politik kantor tumbuh.
.
BAGIAN V – REKOMENDASI SOLUTIF UNTUK PERUSAHAAN
.
1. Tempatkan Orang Sesuai Habitat
Jangan memaksa ikan terbang.
Jangan memaksa ayam menyelam.
Letakkan mereka di posisi di mana kekuatan mereka adalah bahan bakar organisasi.
.
2. Sistem Penilaian Kinerja yang Adil
Berikan dua jenis KPI:
-
KPI berbasis visibility (untuk ayam)
-
KPI berbasis impact (untuk ikan)
Semua orang dilihat secara objektif.
.
3. Ajari Ikan untuk Berbicara (tanpa merusak keheningan mereka)
Beri mereka skill:
-
micro-presentation,
-
reporting yang elegan,
-
cara menyampaikan kinerja secara profesional,
-
self-advocacy.
Mereka tidak harus ribut.
Cukup jelas dan meyakinkan.
.
4. Ajari Ayam untuk Mendalami
Beri mereka skill:
-
analisis data
-
belajar struktur
-
memahami proses
-
mengontrol impuls
-
berfikir sebelum berbicara
Agar kokokan mereka punya dasar.
.
5. Bangun Kolaborasi Ikan–Ayam
Pasangkan:
-
Revenue Manager (ikan) dengan Director of Sales (ayam)
-
Accounting Manager (ikan) dengan F&B Manager (ayam)
-
IT (ikan) dengan Digital Marketing (ayam)
-
Kitchen back area (ikan) dengan kitchen front area (ayam)
Koordinasi dua energi inilah yang menciptakan flywheel produktivitas.
.
BAGIAN VI – TIPS, TRIK, MOTIVASI, DAN REMEDI
.
A. Untuk Pekerja Tipe Ikan
-
Pelajari 10% kemampuan berbicara.
Tidak perlu banyak—cukup untuk mengamankan kredit kinerja Anda. -
Bangun raport.
Sapa rekan kerja sedikit lebih sering. -
Jangan biarkan pencapaianmu ditelan diam.
Laporkan hasil secara sistematis. -
Berani tampil ketika perlu.
Ingat: bukan soal tampil sering, tapi tampil tepat. -
Ucapkan pendapat minimal sekali dalam rapat penting.
Itu adalah investasi visibilitas. -
Jaga energi melalui ritme teratur.
Istirahat, tidur cukup, cari ruang sunyi.
“Sunyi bukan kelemahan. Sunyi adalah strategi bagi yang mampu berpikir dalam.”
.
B. Untuk Pekerja Tipe Ayam
-
Belajar jeda sebelum bicara.
Diam 3 detik sebelum menjawab—ini mengubah segalanya. -
Perbanyak kredibilitas, kurangi sensasi.
-
Buktikan dulu baru bersuara.
Kokok setelah bertelur—bukan sebaliknya. -
Belajar mendengarkan.
Anda akan menciptakan pengaruh yang lebih kuat. -
Bangun reputasi panjang, bukan riuh sesaat.
-
Belajar data.
Dalam bisnis modern, opini tanpa data hanyalah kebisingan.
“Ora kabeh swara kudu dijawab. Sing penting, ngerti kapan kudu muni.”
.
C. Untuk Pemimpin Perusahaan
-
Jangan memaksa semua orang menjadi tipe ayam.
-
Jangan mengabaikan pekerja senyap—mereka pondasi.
-
Kombinasikan keduanya dalam setiap proyek.
-
Berikan ruang aman bagi tipe ikan untuk bersuara.
-
Berikan jalur promosi jelas bagi tipe ayam yang berprestasi.
-
Ciptakan budaya kerja yang menghargai hasil, bukan drama.
.
BAGIAN VII – PENUTUP: PELAJARAN UNTUK HIDUP DAN KARIER
.
Pada akhirnya, metafora ikan dan ayam bukan soal siapa yang lebih unggul.
Ini soal frekuensi kerja, energi alami, dan nilai karakter.
Dalam perjalanan panjang karier di industri hospitality, saya belajar satu hal:
“Keberhasilan organisasi bukan ditentukan oleh siapa yang paling sering terdengar, tetapi siapa yang paling sering membuat pekerjaan berjalan.”
Kita tidak perlu memaksa semua orang menjadi seragam.
Keberagaman gaya kerja adalah kekayaan ekosistem.
Ikan dan ayam adalah dua wajah dari satu tujuan: keberlanjutan perusahaan.
Dan bila keduanya dipadukan dengan bijaksana, perusahaan akan memiliki:
-
Kedalaman analisis,
-
Kekuatan eksekusi,
-
Keberanian ekspansi,
-
Kejernihan branding,
-
Dan stabilitas operasional jangka panjang.
Itulah organisasi yang matang.
Itulah organisasi yang tahan badai.
Itulah organisasi yang bisa kita banggakan.
.
.
.
Malang, 13 November 2025
.
.
#HospitalityLeadership #HotelierMindset #WorkplaceWisdom #FilosofiJawa #PekerjaIkan #PekerjaAyam #Hypnobranding #MotivasiKerja #KinerjaTim #BrandingPerhotelan
