Nyolong Pêthèk

Surprisingly Capable

Sering saya menerima pertanyaan dari beberapa teman pekerja perhotelan yang mengecek kepribadian dan kapabilitas incoming pimpinannya.  Seorang Director of Sales yang mempertanyakan seorang General Manager, ataupun Sales Manager yang mempertanyakan Director of Sales and Marketing.

Repetitif pertanyaannya “Jeff, lu kenal Weice-kah. Gimana sih orangnya?” – demikian salah satu contoh kalimatnya.

Buat saya ini menunjukkan insecurity dari teman-teman saya yang belum apa-apa bersiap melakukan tindakan antisipasi yang menjurus antipati.  Salah satu dari kitakah yang lebih menyukai menerima berita buruk?

Di zaman revolusi industri gen 4.0, piranti digital memfasilitasi hampir semua orang untuk dapat me-marketing-kan setiap individu dalam hitungan detik. Viralogi?!

Apakah eksposur personal branding dengan tujuan khusus menjual suatu skill tertentu termasuk dalam tindakan menyombongkan diri?

Tunggu dulu, mari kita lihat dari sudut pandang konvensional yang berbeda. Saya mengambil dari ungkapan peribahasa bahasa Jawa Nyolong Pethek yang saya pelajari. Pitutur ini seperti merujuk kalimat “tak kenal maka tak sayang”. Nyolong pethek artinya tidak mengira/menyangka. Nyolong pethek artinya; meleset dari perkiraan. Arti “pethek” (dibaca pêthèk) adalah “terka”. Kata majemuk nyolong pethek berarti sesuatu yang tidak cocok dengan terkaan kita; sesuatu yang lain sama-sekali dari apa yang kita duga, sehingga kita salah memberi penilaian di awal, salah menduga. Contoh faktanya adalah sering kita tonton di acara televisi “Got Talent” yang disiarkan di banyak negara; mulai dari Amerika, Inggris dan banyak lagi. Seorang sosok yang sebelumnya tidak kita kenal ternyata surprisingly very capable. Kapabilitas individu yang rendah hati dengan keahlian khusus yang mempesona semua orang.

Selanjutnya, disini saya mempergunakan humility – kerendahan-hati dari filosofi nyolong pethek dalam keilmuan leadership-kepemimpinan. Ada ekspresi dalam bahasa Jawa yang sering terucap yaitu “Gak ndayani!”, ini kesamaaan makna dari nyolong pethek.

Apakah sebenarnya harapan kita untuk dapat mengakui seseorang itu adalah pemimpin yang hebat?

Ketika kita memikirkan kualitas pemimpin yang hebat, hal pertama yang muncul di benak saya adalah sifat-sifat seperti karisma, keberanian, dan visi. Sebagian besar dari kita, tidak berharap untuk melihat kerendahan hati dalam daftar itu.  Akan tetapi seorang born-leader pasti memiliki humility tersebut sebagai partikel di dalam karisma individunya.

Buat saya, dasar dari kepemimpinan yang hebat adalah seseorang yang rendah hati. Leader  tahu bahwa tugasnya adalah membangun kepercayaan yang diperolehnya. Kita kemudian  memberikan kepercayaan yang setara kepada publik, dan membangun kepercayaan tersebut berkesinambungan, terus menerus dan selalu meningkat setiap saat. Namanya juga membangun kan?!

Leader yang rendah hati akan konsisten dan disiplin dalam memperlakukan orang lain dengan hormat penuh respek terlepas dari posisi, peran, atau jabatan kita baik itu dalam organisai informal kemasyarakatan maupun formal lingkungan kerja.

Dalam pekerjaan saya sebagai pekerja di dalam industri hospitality pariwisata dan perhotelan, saya menekankan pentingnya skill dan ketrampilan tetapi juga fakta bahwa know our worth adalah kerendahan hati, semangat melayani.

Saya memperhatikan banyak humble leaders menjadi lebih berpengaruh menunjukkan keefektifan. Mereka memiliki energi positif dan menarik orang yang memiliki energi baik yang sama. Tentunya dari tatacara dan etika tersebut, kepercayaan diri mereka meningkat.  Apakah kita mau dan mampu menjadi figur panutan seperti mereka?

Berikut adalah beberapa keterampilan kunci – soft skills yang dapat kita pelajari untuk menjadi pemimpin yang rendah hati. Pastinya, ada sebagian dari kita yang sudah memiliki beberapa kemampuan yang diperlukan yang akan saya angkat dan tinggal dengan a little twist untuk mengembangkannya supaya lebih mantap. Semuanya perlu konsistensi dan relevansi pelatihan.

  1. Memimpin dari dalam: Kita sadar bahwa kita selalu memiliki ruang untuk menjadi lebih baik setiap saat sebagai seorang pemimpin yang unggul maupun jati diri pribadi. Apabila kita mau memupuk kerendahan hati sebagai salah satu keterampilan, maka kita bisa menjadi kuat disaat lemah dan menjadi berani saat diliputi rasa takut.
  2. Menjadi teladan/contoh/panutan:  Humble leader pasti mampu menjadi teladan. Kita dituntut untuk mau dan mampu memberi contoh perilaku yang baik dan benar. Kepemimpinan kita bukan berdasarkan ekspresi otoritas yang mengatakan “karena saya adalah bos”.  Tetapi keteladanan kita ada dalam setiap tindakan nyata.
  3. Pemimpin yang melayani: Humble leader mengarahkan perhatian dan fokus pada berkontribusi terhadap kebutuhan orang-orang di sekitarnya.
  4. Bisa dipercaya: Kita sebagai pemimpin yang rendah hati harus tahu dan sadar cara memperoleh, memberikan, dan membangunnya  kepercayaan sebagai dasar dari kepemimpinan yang hebat.
  5. Memiliki kuota kekuatan batin: Menjadi humble leader bukanlah tanda kelembutan atau ketidakberdayaan, tetapi humility adalah modal tenaga dalam unggul. Pemimpin yang terpandang adalah memiliki kerendahan hati di dalamnya dan kepercayaan diri pada penampilan luarnya.
  6. Mengenali kemampuan diri: Pemimpin yang rendah hati akan mengetahui siapa dirinya dan berperilaku sesuai kemampuannya. Kita juga menyadari sisi-sisi kelemahan diri sendiri untuk perbaikan ataupun ditutup dengan cara membangun tim sesuai kapasitas yang diperlukan.
  7. Berkepribadian asli: Humble leader tahu betapa pentingnya bersikap otentik, murni dan asli. Kita adalah orang berkepribadian sama – baik ketika sedang sendirian, di depan umum, juga di dalam kehidupan pribadi dalam segala situasi bersama dengan setiap orang yang berbeda-beda.
  8. Respek terhadap orang lain: Humble leader selalu konsisten dan disiplin dalam memperlakukan setiap orang lain dengan hormat terlepas dari memandang posisi, peran maupun jabatan mereka di publik.  
  9. Memahami keterbatasan: Pemimpin yang rendah hati memiliki percaya diri dalam mengenali kelemahan diri sendiri. Untuk mengatasi keterbatasan,  kita perlu memiliki tim pendamping dengan kemampuan berbeda saling melengkapi.
  10. Berani mengakui kesalahan: Semua pemimpin pernah melakukan kesalahan dari waktu ke waktu. Ketika kita bersedia untuk berbagi dan mengakui salah-langkah dan kesalahan yang kita buat sendiri, tindakan ini sangat memungkinkan orang lain untuk menaruh simpati-empati dan terhubung lebih erat dengan kita. Kerendahan hati adalah kualitas yang membuat orang lain menelaah sisi manusiawi kita.
  11. Mencari masukan: Keputusan awal untuk bisa meminta masukan dari orang lain bisa jadi cukup rentan untuk mengakui bahwa kita membutuhkan bantuan dan wawasan orang lain. Padahal tindakan meminta masukan ini merupakan simbol karakter hebat itu sendiri.

Akhirnya, apakah ada ajang lomba untuk menjadi seorang Leader?

Maka silakan teman-teman good people, great leaders, menjadi humble. Mengusung humility dan nyolong pethek adalah pilihan dari diri kita pribadi masing-masing. Prinsip ini sama halnya dengan trust-kepercayaan. Percaya terhadap seseorang itu adalah juga pilihan.

Salam seger-waras untuk semuanya.

Bali, 09 Maret 2021

Jeffrey Wibisono V.  namakubrandku

Hospitality Industry Consultant Indonesia in Bali,  Telu Learning Consulting, Digimakz Skill-up Digital Marketer, Copywriter, Jasa Konsultan Hotel

Share this:

Kepergok Pager Suru

Ilmu Leadership

Pertama-tama saya hendak mengajak teman-teman Leader untuk recall – “pernahkah akhir-akhir ini teman-teman terpaksa menghadapi problema yang merupakan pengalaman pertama dan harus mencari solusinya?”

Sikap seorang Leader atau Pemimpin sejati sebenarnya diuji ketika menghadapi situasi dan kondisi  kepergok pager suru ini. Untuk mendapatkan arti sebagai orang yang capable, bertanggung jawab dan dapat dipercaya, maka seorang leader harus menapaki selangkah demi selangkah dalam menghadapi dan berusaha menyelesaikan semua masalah. Hadapi dan selesaikan sampai tuntas. Effective problem solving adalah salah satu atribut penting untuk membedakan pemimpin hebat dan berprestasi dengan pemimpin yang mempunyai kualitas biasa-biasa saja.  Sikap seorang manusia tangguh dengan tanggung jawab sebagai pemimpin adalah seseorang yang mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah yang ada di depannya. Bukan merencanakan urusan solusi ketika masalah tersebut belum eksis.

Pitutur atau kata-kata bijak kepergok pager suru yang berasal dari kultur Jawa dengan korelasi memiliki pemahaman universal. Terjemahan bahasa indonesia-nya adalah “tiba-tiba bertemu pagar tanaman berduri”. Makna peribahasa ini adalah ketika seseorang menemukan masalah yang datang tiba-tiba dan tanpa persiapan sudah hadir di depan mata. Pitutur Jawa ini bisa diartikan secara bebas dan luas. Bisa jadi pengalaman pertama dari suatu kejadian, di luar ekspektasi kita semua. Mungkin saja ada beberapa hal yang tidak terpikirkan oleh kita ketika persiapan awal dalam melakukan suatu pekerjaan atau urusan. Pernahkan kita mendapati diri kita tiba-tiba dipaksa mikir dan memecahkan masalah yang sangat rumit dan complicated di luar semua pengalaman kita?! Lantas apakah kira-kira ada teknis  yang tersedia bagi kita sebagai alat bantu untuk dipergunakan sebagai parameter memecahkan masalah dengan benar dan efektif?

Saya yakin ada!

Menjadi pemimpin berarti kita harus mempunyai pemahaman cara-cara teknis dan strategis dalam menyelesaikan masalah secara efektif saat si masalah muncul. Jabatan di manajemen atau kepemimpinan kualifikasinya tentulah ada pada mereka yang kompeten dan unggul dalam keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan. Bahkan untuk saya ada tambahan yaitu know your worth dan harus survive under pressure.

Banyak dari kita cenderung berpegang hanya pada apa yang kita ketahui dan sukai saja. Kita enggan menjelajahi pengalaman baru dan mengambil tindakan ketika kita sudah terpaksa berada di dalam kotak masalah. Ini adalah titik awal yang bagus untuk kita dapat keluar dari zona nyaman. Selain itu, kita dapat  mengidentifikasi sesuatu yang kemungkinan besar dapat kita sempurnakan!

Secara teori tahapan-tahapan problem solving yang efektif yang bisa saya angkat adalah sebagai berikut:

  • Meng-identifikasi permasalahan yang timbul – Bakal menjadi seperti apakah apabila permasalahannya kita selesaikan seperti yang kita inginkan?

Pertanyaan ini membantu kita menemukan standar baru sebagai tolok ukur posisi kita pada saat masalah terjadi.

  • Meng-analisa permasalahan  – Pada tahap manakah masalah yang terjadi?  

Ini membantu kita mengidentifikasi urgensi dari permasalahan. Pada umumnya ada tiga tahapan yaitu the emergent (baru mulai); the mature (sudah ada damage) dan the crisis (harus segera dilakukan tindakan koreksi).

  • Men-deskripsikan permasalahan – Kita harus bisa mendeskripsikan masalah yang terjadi secara tertulis. Cukup dengan maksimum 12 kata atau kurang. Ini adalah teknis asumsi, bahwa masalah yang terjadi bukanlah masalah ilmiah yang rumit. Dengan cara ini kita akan mendapat kejelasan terhadap masalah tersebut.

  • Mencari akar rumput permasalahan – Pada tahap ini kita banyak melibatkan internal tanya-jawab.

Ajukan pertanyaaan misalnya:

Siapa yang bertanggung jawab atas masalah ini?

Kapan masalah ini pertama kali muncul?

Mengapa ini bisa terjadi?

Bagaimana perbedaan dari standar sehingga ini terjadi?

Dimana poin yang akan paling menyakitkan bagi kita?

Bagaimana cara kita menyelesaikan masalah ini?

Juga, ajukan pertanyaan terpenting yaitu – Bisakah kita menggunakannya sebagai solusi permanen? 

  • Mengembangkan solusi alternatif –  Semua masalah yang kita hadapi memiliki banyak solusi. Jadi, yang terbaik adalah menulis dan mengembangkan daftar solusi alternatif bersama tim kerja kita. Kemudian seleksi solusi yang dibahas berdasarkan efisiensi, biaya, nilai jangka panjang, sumber daya yang kita miliki. Baru kemudian kita masuk ke komitmen penyelesaian masalah.    
  • Meng-implementasikan solusi – Menjalankan solusi yang telah kita putuskan termasuk membuat cakupan rencana kerja/ action-plan implementasi-nya. Implementasi berarti bahwa setiap orang di dalam tim kita mengetahui dan memahami peran mereka untuk membuat  solusi berfungsi. Kita perlu mempersiapkan jadwal untuk eksekusi, juga sistem monitoring untuk melacak apakah solusi yang diputuskan telah memperbaiki masalah atau perlu koreksi.  
  • Mengukur keberhasilan –  Dari rencana implementasi kita pada langkah #6, kita perlu memastikan sistem monitoring untuk melacak hasil. Sehingga pada saat yang ditentukan,  kita dapat menjawab pertanyaan seperti:

Apakah berhasil?

Apakah ini solusi yang tepat dan bagus?

Apakah kita mempelajari sesuatu di sini dalam implementasi yang dikemudian hari dapat kita terapkan pada potensi masalah lainnya?  

Pada Triwulan pertama 2021 saat ini, kita semua masih pada fase THE PAIN dari kepergok pager suru. Penanganan permasalahan COVID-19 masuk ke poin #6 dengan implementasi vaksinasi bertahap. Pemimpin dan penduduk dunia menjadi first timer dari pandemi ini. Terombang-ambing selama satu tahun dan bisa dipastikan akan lebih lama lagi.

Kita, penduduk warga negara dunia era gen 4.0 sekarang ini di adalah generasi yang teruji. Kita dengan perumpamaan berada di dalam badai yang sama dengan perahu yang berbeda-beda dalam menghadapi tekanan internal dan eksternal.

Apakah kita semua yang mampu melampaui masa ini berarti akan mampu menjadi Leader?

Sama dengan trust – percaya! Menjadi Leader – Pemimpin adalah pilihan. Dan … kalau menjadi leader adalah pilihan Anda, maka jadilah leader yang bisa dipercaya dengan penuh respek oleh pengikutnya.

Bali, 22 Februari 2021

Jeffrey Wibisono V. @namakubrandku

Hospitality Industry Consultant Indonesia in Bali –  Telu Learning Consulting – Digimakz – Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Artikel juga tayang di https://jeffreywibisono.com/leader-kepergok-pager-suru/

Share this:

Mandhor Klungsu Personal Branding

Apa sebenarnya tujuan kita membangun Personal Branding?

Untuk konsumsi siapa atau publik yang mana?

Tentunya perihal personal branding adalah sebagai bagian dari komitmen bisnis kita dan peningkatan karir, bukan hobby!

Strategi pencitraan diri – personal branding adalah segala upaya untuk mengubah reputasi dan karir kita dari yang biasa-biasa saja menjadi high visibility. Kita bisa membuat tolok ukur sendiri dari saat kita mengawali titik balik hingga ke tingkat yang hendak kita capai. Strategi kekinian untuk aktivitas personal branding erat kaitannya dengan konten marketing.

Lalu, kalau saya di poin konten marketing untuk personal branding, sebaiknya kita bisa mengambil referensi positif laku Mandhor Klungsu. Bagi saya,  budaya Jawa pitutur luhur bernilai universal dan berlaku sepanjang masa. Dan mandhor klungsu ini mengajarkan kita perihal humility – kerendahan hati.

Klungsu adalah biji buah asam dan Mandhor diartikan sebagai pemimpin. Kita semua sudah tahu biji asam, bukan? Bentuknya kecil sedikit kotak tiga (3) dimensi seperti mata cincin warna coklat tua, berkulit keras, cantik berkilau. Biji asam ini apabila ditanam, dipelihara dengan baik, akan menjadi pohon asam yang besar dan kokoh, rimbun dan berbuah lebat. Pohon asam identik dengan jenis pohon yang semua bagiannya bermanfaat bagi manusia. Pohon asam bisa diambil kayunya. Daunnya yang disebut sinom, bisa dimanfaatkan untuk pengobatan. Buahnya untuk bumbu dan beragam kreasi makanan, juga untuk perawatan tubuh. Akarnyapun bisa untuk bahan obat.  

Perumpamaan bijak perihal pohon asam  ini mengajak kita untuk menjadi mandhor. Pemimpin terhadap klungsu kecil refleksi diri kita sendiri. Maknanya adalah walau berasal dari bibit yang kecil, ketika kita bisa memimpin diri sendiri, maka kita akan berguna dan menyebarkan manfaat yang besar dan luas bagi kehidupan seperti pohon asam. Kita diajarkan untuk menjadi kokoh dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya makhluk hidup.

Kemudian, sebelum kita mendalami dan terjun menjalankan strategi personal branding untuk diri kita sendiri, saya ingin Anda mengetahui,  bahwa ada satu karakteristik penting yang kita perlukan untuk pencitraan positif yang akan membawa karier kita ke tingkat berikutnya yaitu komitmen dan konsistensi untuk mewujudkannya. Kita harus fokus pada proses untuk mencapainya, selangkah demi selangkah. Ini adalah perjalanan yang layak dilakukan!  Pada saatnya, kita akan takjub pada diri sendiri dan tingkatan yang kita raih. Banyak dari kita tidak lahir sebagai penulis, tidak lahir sebagai superstar, akan tetapi kita bisa menjadi dengan banyak pelatihan, menemukan kesempatan dan memaksimalkan upaya menggunakan kesempatan tersebut.

Selanjutnya Roadmap Personal Branding yang saya punya, yaitu  menyatukan semua rencana dan tindakan yang saling bertautan secara koheren. Menjadikan roadmap sebagai panduan formal. Ini berarti saya secara rutin menuliskannya, merenungkan tanya-jawab terhadap diri sendiri, kalau perlu kemudian merevisi dan  memperbarui strategi. Ide-ide baru selalu muncul secara dinamis kapanpun dan selalu segera saya catat untuk bisa direview dikemudian hari. Kira-kita demikian tahapannya

Tahap I adalah Strategi

  1. Menentukan tingkatan kita saat ini.
  2. Mengidentifikasi keahlian/spesialisasi kita
  3. Menentukan target audiens
  4. Menentukan perspektif unik kita
  5. Menentukan tools yang hendak kita pergunakan terus menerus
  6. Memberi penilaian sendiri terhadap keterampilan kita
  7. Tahu kepada siada dan kemana kita pergi apabila memerlukan bantuan

Tahap II adalah menyiapkan infrastruktur

  1. Menyiapkan media kit yang berisi profil biodata kita. Di gen 4.0 ini sudah jamak kalau kita bisa share video reel dan klip public speaking.
  2. Selalu update biodata kita untuk meningkatkan kredibilitas. Kalaupun sudah siap, mempunyai Website adalah baik.
  3. Mempunyai blog
  4. Membuat tools conversi
  5. Mengaktifkan profil di media sosial
  6. Memiliki platform email.

Tahap III adalah meningkatkan keahlian

  1. Meluangkan waktu melatih keterampilan baru

Tahap IV adalah Reveal – Munculkan – Expose dan mainkan!

Akhirnya, jika kita adalah seseorang yang memiliki ambisi untuk menjadi  market leader di industri kita masing-masing dengan ilmu mandhor klungsu, maka roadmap ini dapat memandu kita di jalur pendakian yang cepat dan terpandang. Wajar jika pada awalnya, kita akan merasa terbebani, terutama jika kita sudah sibuk. Kuncinya hanya memecah tahapan strategi kita menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola. Selangkah demi selangkah, bertahap.  

Apabila kita konsisten, relevan dan interaktif, maka personal branding kita dari hari ke hari akan mulai kelihatan hasilnya. Kita akan menikmati aliran respon, mendapat peluang berbicara di sana-sini, dan meningkat pula jumlah follower dan fans baru. Pada titik tertentu, orang akan mulai meminta kita dan ingin mempekerjakan kita atas dasar reputasi yang kita kelola sendiri.  Tentunya kalau sudah pada pencapaian ini, baru kita merasakan kerja keras kita sepadan. Sensasional!

Good luck! Stay humble dan happy climbing!

Bali, 13 February 2021

Jeffrey Wibisono V. @namakubrandku

Hospitality Industry Consultant Indonesia in Bali, Telu Learning Consulting, Copywriter, Jasa Konsultan Hotel

Artikel juga tayang di https://jeffreywibisono.com/mandhor-klungsu-roadmap-personal-branding/

Share this:

Urun Uyah Best Practise Hotel

Dalam masa pandemi COVID-19 yang berkepanjangan sejak ditetapkan di Indonesia pada bulan Maret 2020, kita sudah mendapat panduan standar operasional (basic requirement) Panduan Pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) atau yang selanjutnya disebut Panduan Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan di Hotel atau Hospitality Industry pada umumnya.

Pertanyaan saya adalah … “What we can do more?” untuk meningkatkan kenyamanan tamu yang pola kebiasaan mereka selama berada di lingkungan hotel perlu kita kondisikan. Bisa kita katakan, kita ubah sesuai prosedur baru yang harus diberlakukan. What does hospitality look like in a contactless world?   

Meninjau dari beberapa sudut pandang, salah satunya adalah kita harus menetapkan untuk  perlu tetap pada posisi kompetitif dalam masa permintaaan sangat rendah (low demand).. Maka kita perlu men-skenariokan beberapa Best Practise, temuan-temuan layanan di atas rata-rata untuk kenyamanan tamu.

Ya, sepertinya menjadi kontradiktif. Kita perlu meningkatkan layanan disaat permintaan rendah dan kondisi pemasukan hotel terdampak. Di posisi ini rata-rata hotel melakukan efisiensi. Jadi jawabannya adalah bagaimana menciptakan best practises – memberikan pengalaman terbaik kepada tamu secara efisien.

Suatu management hotel pasti sudah menetapkan harga sewa kamar per malam.

Berapa Room Cost pada saat kamar kosong dan kamar occupied?

Berapa Incremental Cost kita?

Berapa Burdened Cost kita?

Apabila kita menjual dengan harga dibawah rata-rata (low rates), bisa-bisa kita malah mendapat sentimen negatif seperti merencakan bisnis untuk gulung tikar. Solusinya adalah kita harus memperhitungkan tarif pada ceruk strategi yang efektif untuk memenangkan pangsa pasar di mana kita bersaing. Menganalisa market price.

Lalu best practise apa sajakah yang bisa kita review dan korelasikan sehubungan dengan list incremental cost yang bisa saya sebut beberapa berikut ini?

  • Listrik termasuk perhitungan penggunaan penerangan, TV, charging ponsel dan AC.
  • Air termasuk perhitungan untuk cuci tangan, gosok gigi, mandi dan flushing toilets.
  • Wear & Tear termasuk perhitungan orang yang jalan di atas lantai tegel berbagai bahan seperti marmer atau keramik atau parquet maupun berkarpet, tidur di kasur, memutar hendel pintu, menggunakan lightbulbs)
  • Breakfast
  • Housekeeping memperhitungkan biaya membersihkan kamar termasuk penggunaan cleaning supplies.
  • Laundry memperhitungkan bisaya cuci linen (sprei, sarung bantal dll) dan handuk.

Kemudian dari list burdened costs yang bisa saya sebut beberapa berikut ini?:

  • Staff/ Manning (maintenance, front desk, management, breakfast attendant, dst.)
  • Mortgage (Penyususutan nilai aset)
  • Asuransi
  • Koneksi Internet dan Wi-Fi
  • Perawatan area parkir
  • Penambahan Handuk Baru (OS&E)
  • Biaya langganan cable TV
  • Marketing
  • Trade shows
  • Membership asosiasi

Baik, masih kita mengacu pada CHSE, sambil mengikuti proses  berhitung incremental dan burdened costs. Untuk meningkatkan confidence, kita harus menggunakan referensi angka-angka yang muncul untuk memulai service journey menuju pengelolaan best practise yang sukses.

Di bagian hajatan ini saya hendak urun uyah melibatkan pemikiran dalam best practise di hotel. Kata urun uyah dalam budaya Jawa dapat diartikan kita turut memberi bantuan untuk suatu kegiatan besar. Semoga sedikit yang bisa saya deliver, dapat diimplementasikan di beberapa hotel atau hospitality industry in general. Sekaligus memberi manfaat dari spektrum di ujung yang berbeda. Pedoman saya adalah service centered, guest oriented dengan kalimat “Please, IMPRESS me! I am a boutique”

Pertama tentunya dari semua-semua aturan, esensi dari tindakan preventif COVID-19 adalah Menjaga Jarak Aman. Tindakan ini memberi pengaruh pada semua SOP (Standard Operating Procedure) yang nyaman, tetap beretika dan mempunyai nilai estetika.

Lalu, bagaimana dengan layanan Room Service atau In-Room Dining?

Mengapa harga makanan dan minuman di Room Service menu lebih tinggi daripada di restaurant hotel?

Padahal secara logika, kualitas makanan dan minuman sudah menurun ketika sampai di kamar tamu. Plating, condiment, cutletleries ditata menyesuaikan ukuran nampan untuk sekali antar, harus detail dan sekomplit mungkin termasuk sudah meletakkan item tusuk gigi, dan disposal napkins. Dan satu lagi  – tidak dilayani oleh Waiter/Waitress yang in-charge.

Di layanan Room Service ini yang harus unggul adalah kenyamanan dan privacy tamu.

So how?

  1. Menu: Sediakan disposal Room Service dan Mini Bar Menu untuk menanggulangi resiko penularan berantai. Menjadi bagian dari tambahan standard set-up Housekeeping. Banyak hotel sudah alih teknologi Menu on TV dan Scan QR Code.
  2.  Delivery/Retrieval: Sesuai pedoman yang diberikan oleh pemerintah, Waiter/Waitress wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) = Provision of Personal Protective Equipment (PPE).

Semua menu yang diorder oleh tamu, penyajian deliverynya adalah semua makanan maupun minuman dalam kondisi tertutup rapi dan sedap dipandang. Karena penampakan ini yang akan diterima dan dilihat oleh tamu yang mengorder.

Hotel harus meminimalkan kehadiran staff di kamar tamu. Maka Waiter/Waitress setelah menekan bel pintu sambil memberitahukan kehadiran departemennya, dia melangkah mundur untuk mengatur jarak aman, berdiri dalam posisi siap melayani sampai tamu membuka pintu. Hotel menawarkan pengiriman tanpa kontak. Waiter/Waitress tetap harus menunggu sampai tamu membawa masuk trolley/ nampan yang berisi pesanannya, sampai kemudian tamu menutup pintu. Best practise ini perlu dilakukan untuk antisipasi apabila tamu memerlukan bantuan lebih lanjut pada momen delivery tersebut.

  • Good Hygiene Practices (GHP): Salt & Pepper cruets, Vas Bunga, Hot Boxes, Nampan dan perlengkapan lainnya tetap bisa disertakan setelah dilakukan antisipasi higinitasnya. Maka best practise-nya adalah menggunakan disposable (sekali pakai) paper napkins/tray liners sebagai pengganti  yang berbahan linen (kain).
  • Apakah kita perlu juga menyajikan sebotol kecil handsanitizer berlogo hotel kita sebagai giveaway?

Lalu apakah teman-teman punya SOP lain untuk ditingkatkan menjadi Best Practise?

Welcome Drink, gelasnya dan cara menyajikannya, mungkin?

Silakan, selamat berkarya.

Apabila teman-teman perlu bantuan untuk brainstorming atau membahas lebih lanjut perihal service pada operational hotel, silakan mengontak saya langsung melalui email, jeff@namakubrandku.com

Salam sehat sejahtera senantiasa untuk semuanya. Semoga sukses!

Bali, 04 February 2021

Jeffrey Wibisono V. @namakubrandku

Hospitality Industry Consultant Indonesia in Bali –  Telu Learning Consulting – Digimakz – Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Artikel juga tayang di

Urun Uyah Best Practise di Hotel

Share this:

Main SEO Google My Business

Tindakan jitu SEO Google My Business

Salah satu aktivitas saya sehari-hari adalah membangun teamwork dengan Google My Business (GMB). Saya juga dikenal dengan ID namakubrandku di IG, FB maupun network pergaulan. Bersama GMB, saya perlu mengasah keilmuan digital marketing sebagai seorang praktisi di hospitality industry. Saya adalah seorang Hospitality Industry Consultant Indonesia berlokasi di Bali. Seorang pekerja professional freelance dengan label “TELU” Hospitality Industry Learning and Consulting,  sekaligus Mentor di DIGIMAKz Bali yang fokus ke materi pelajaran Digital Marketing. Kerennya Konsultan Hotel gitu sebutan pendeknya.

Sangat menarik ketika kita membaca Insight GMB tersebut. Kita dipandu secara langsung dengan data dari tampilan Performance, kinerja kita bersama Google. How people interacted with you dan All interactions termonitor. Bahkan laporan terpadu dan mudah ditindak lanjuti dari rangkuman Calls, Messages, Business Profile interactions. Saya menggunakan yang versi bahasa Inggris, karena kebiasaan dan lebih mudah paham dengn terminologi internasional.

Teman-teman sudah paham cara kerja Google My Business dalam me-lokalisir keywords kita masuk ke Searches triggered your Business Profile?

Ada Searches breakdown loh! Dan canggihnya lagi kita diberi tahu juga Search terms that returned your profile in the results.

Ayo siapa yang hendak konsultasi, learning and consulting?

Mulai dari bagian saya sebagai konsultan urban dan boutique konsep dan operations grand-design hotels and resorts and villas di Bali sampai ke dinamika perkembangan digital marketing ter-kini.

Bali, 24 Januari 2021

Jeffrey Wibisono V.  namakubrandku

Hospitality Industry Consultant Indonesia in Bali –  Telu Learning Consulting – Digimakz Digital Marketing – Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Share this:

Revitalisasi Tren Aset Digital

Revitalisasi – Momen Untuk Sinkronisasi Tren dan Aset Digital

2021 adalah momen tepat untuk memulai dan semakin memperkencang bisnis digital kita. Kita perlu melanjutkan proses, menemukan cara untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program yang tertunda. Kelas Skill-up Digital Marketer bersama Digimakz Bali di seri #6 akan fokus mendalami tuntutan percepatan menghidupkan dan mengembangkan bisnis secara digital di tahun ini.

Caranya?

Kita, praktisi dan pemilik bisnis secara umum sudah menggunakan beragam saluran distribusi untuk berinteraksi dengan pelanggan dan calon pelanggan. Dalam hal ini tentunya kita dituntut untuk melakukan strategi yang konsisten relevan terkoordinasi. Dengan tujuan dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan menggunakan saluran yang tepat bagi mereka.

Bersama Jeffrey Wibisono V. seorang Praktisi Branding dan Suzana Widiastuti yang Digital Maker, peserta workshop akan diajak memaksimalkan integrasi dan sinkronisasi menggunakan aset digital yang telah kita miliki.

Apakah Anda pernah mendengar istilah Omnichannel Marketing?

Sebenarnya kita telah hidup berdampingan dengan prinsip marketing tersebut. Mengikuti trennya pula. Yang kita perlukan adalah cara-cara mendekati pelanggan dengan mengintegrasikan setiap channel yang digunakan oleh pelanggan. Kita berfokus mempelajari kebiasaan pelanggan. Kemudian memenuhi kebutuhan mereka untuk berinteraksi dengan pilihan cara yang nyaman dan produktif. Untuk mencapai itu, kita harus menyiapkan segala aset digital kita – baik itu own media, paid media maupun social media. Termasuk di dalam aset digital tersebut antara lain website, landing page, konten dan channel lainnya yang terhubung dengan internet dan menghasilkan data.

DIGIMAKz mempersembahkan seri workshop Mentorship Skill-up Digital Marketer yang dibagi dalam enam seri sejak November 2020. Workshops dengan bimbingan teori dan praktek bertujuan memperkaya kita semua dengan berbekal pengetahuan bisnis era digital, dan juga menyediakan pendampingan agar teman-teman tidak tergagap sendirian dalam mempraktekkan pengetahuan digital marketing yang telah dipelajari.

Kegiatan mengisi akhir pekan pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2021 dari pk. 9 pagi sampai pk 2 siang. Peserta setelah selesai Skill-up Digital Marketer seri #6 ini akan membawa dapat  membentuk Omnichannel bagi business masing-masing sebagai tujuan akhir dari sinkronisasi yang akan kita lakukan.

Workshop termasuk rehat makan siang bertempat di Fame Hotel Sunset Road Kuta, Bali dengan investasi sebesar Rp. 250K per orang. Untuk mendaftar silakan masuk ke tautan WA ini https://wa.me/6281388808076. Sedangkan Informasi lebih lanjut  seri Menjadi Digital Marketer https://digimakz.com/digimakz-workshop-series/
Sampai jumpa di Kelas Skill-up Digital Marketer – Mentorship Workshop kami, DIGIMAKz!


Bali, 11 January 2020

Jeffrey Wibisono V.

Jeffrey Wibisono V.

Hospitality Consultant Indonesia in Bali –  Telu Learning Consulting – Digimakz Digital Marketing – Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Share this:

Mempelajari Hal Baru Menyelamatkan Masa Depan

Pada suatu siang tanggal 7 bulan 7 tahun 2020 puku 13:41, saya mendapat WA text dari perusahaan tempat saya mengikatkan diri sebagai  pekerja freelance/paruh waktu. Isi  beritanya adalah perusahaan tidak bisa membayar gaji lagi with immediate effect dan hanya akan memperhitungkan membayar  komisi saja. Untuk saya momen ini suatu kehilangan besar. Saya kecewa berat, energi positif saya menguap, rasanya kena depresi saat itu juga.

Sehingga meninjau dari kasus yang saya alami sendiri, pastilah saya sangat memahami  pandemi  COVID-19 menstimulasi banyak pekerja yang hidupnya bergantung pada gaji bulanan, kemudian beralih profesi hanya untuk bertahan hidup survive. Saya percaya teman-teman memberdayakan bakat terpendam dan segala kemampuan mereka menjadi pebisnis UMKM, small business owner, entrepreneur.  Bahkan, teman saya yang bilangnya tidak bisa memasak, saat ini bisa masuk usaha kuliner, masak memasak, semua dipaksa oleh keaadan. Selain itu. mereka belajar dan bekerjasama dengan robot sosial media dan gadget secara otodidak. Membuka bisnis independen untuk bisa bertahan memenuhi kebutuhan ekonominya dari suatu kehilangan.

Saya yang sedang mengembangkan diri menjalani pekerjaan transisi kedua merasakan kehilangan tersebut. Dari seorang pekerja profesional mapan dengan gaji bulanan, lalu membuat keputusan memantapkan Telu Hospitality Learning and Consulting. Kemudian bertransformasi membangun bisnis yang notabene menggunakan uang tabungan, ke dasar keilmuan yang sangat spesifik diusia paruh baya.

Tetapi, satu kehilangan tersebut adalah alasan saya untuk bergegas alih fokus ke profesi selanjutnya untuk mendapatkan secure income. Saya menjual dasar keilmuan lain yang saya kuasai, yaitu kemampuan saya menulis baik copywriting maupun storytelling, public speaking dan digital marketing. Apakah ini bisa disebut agility atau highly adaptive? Baiklah saya kutip sedikit tetang deskripsi nya – Agility adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Tetapi, yang saya alami, saya sempat kehilangan keseimbangan.

Dari memperhatikan keseharian di beberapa tempat kerja saya di masa lalu, banyak di antara teman-teman  yang tenggelam dalam satu bidang saya yang ditekuni. Katanya malas dan pusing kalau mendapat kesempatan dijadwalkan masuk kelas training. “Buang-buang waktu dan bikin kerjaan numpuk, ndak selesai”, begitu kira-kira komen verbalnya. Pada kenyataannya, pada saat ini, skill apapun yang kita kuasai bisa digantikan oleh gadget, sampai ke daya ingat bisa kita alihkan memorinya ke komputer yang harganya dari ratusan ribu rupiah sampai puluhan juta juga. Inilah fakta kekinian. Perjalanan hidup dinamis. Yang kita anggap kemampuan dari diri kita bisa berbalik melemahkan kita sendiri.

Contoh terbaik tentunya adalah kejadian sepanjang tahun 2020 yang baru berlalu. Pandemi COVID-19 nya memasuki episode baru di 2021. Banyak dari kita kehilangan pekerjaan, terkena efisiensi.

Tentunya banyak yang masuk fase bingung doang mencari pekerjaan karena kita hanya menguasai satu skill. Teman-teman dengan nilai outstanding entah lupa atau lengah atau nyaman, tidak mau menambah pelajaran mengenai  hal-hal lain di luar bidang keilmuannya.

Pertanyaan klasik pada saat susah adalah “Mengapa gak buka usaha sendiri?”

Well …. ternata membuka usaha sendiri juga perlu kemampuan keuangan untuk modal awal, marketing yang sekarang didigitalisasi, komunitas …dll. Banyak sekali bidang diluar yang kita tekuni sepanjang berkarir selama ini. Belum terlambat.

Saya rajin membaca postingan seorang teman yang mau meng-expose explorasi dan pencapaiannya di media sosial. Sesorang yang dinamis terus bergerak. Kemauannya adalah membuka diri, belajar terus, menghargai orang lain, membangun jaringan dan komunitas. Teman ini adalah salah satu yang  berhasil membuktikan dirinya mampu mempelajari beberapa bidang keahlian, di luar bidang yang tadinya dijalani selama berkarir di industri perhotelan. Inilah yang  agility yang secara fakta.

Saya sendiri mendapat momentum di bulan Oktober 2020 untuk berkolaborasi dengan Suzana Widiastuti, seorang Digital Maker. Kami bergabung membuka kelas seri workshop untuk masyarakat yang berminat mengembangkan diri dibidang digital marketing. Sepakat, kami branding dengan label DIGIMAKz.

Artificial Intelligence dengan implementasi pe-robotan-nya sudah membuktikan bahwa komputer sudah bisa menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang repetitif, operator telepon, customer service, receptionist hotel,  teller bank, sopir mobil, pembaca berita TV dan banyak lagi yang secara tidak sadar kita donlot dari apps di ponsel kita. Setiap hari semakin merajalela.

Bagaimana mengatasi semua hal tersebut untuk masa depan kita. Pastinya kita tidak bisa terus menerus antipati dan bisa mengeluarkan komentar negatif sesuai logika kita. Untuk saya sendiri, tindakan penyelamatan terhadap diri sendiri adalah mempelajari banyak hal baru. Selain yang sudah robotisasi, saya harus menemukan apa saja yang belum bisa digantikan oleh komputer atau robot. Salah satunya adalah kreatifitas menulis yang bisa kemudian menghasilkan uang dari bekerjasama dengan robot. Sering kali saya menjadi orang paling bodoh dibanyak bidang yang baru pertama kali saya pelajari. 

Apakah kemudian saya sudah sukses secara finansial saat ini?

Tentu saja, belum! SAya masih terus berjuang dengan metode sharing, caring, learning.

Sebagai penutup, apakah sudah terpikir hal baru apa yang anda dan saya pelajari tahun 2021?

Perlu saya ingatkan bahwa banyak orang yang hanya fokus terhadap satu skill dengan tameng jadilah yang terbaik dibidangnya. Tetapi, seperti kejadian emergency pandemi yang kita alami hampir satu tahun ini, kita bisa berada dalam bahaya karena skill yang kita miliki tidak tidak relevan lagi dengan situasi kekinian. Maka inilah momentum yang menumbuhkan kesadaran kita semua, bahwa adalah sangat berguna untuk membiasakan diri belajar sesuatu yang baru setiap ada kesempatan. Masuk ke kelas training dan workshop juga beragam seminar.

Kalau kita hanya mempunyai satu skill saja, kemungkinan besar bisa saja tidak relevan lagi dalam beberapa tahun ke depan, termasuk berbagai sertifikat pendukung yang telah kita kumpulkan. Kemampuan belajar hal yang baru akan menyelamatkan kita di masa depan!

Jangan membatasi dan memagari diri sendiri untuk mengembangan diri sendiri demi kepentingan yang lebih besar, terutama untuk keluarga. Maka mari kita selalu meningkatkan keahlian dan kemampuan, kemudian menurunkannya lagi  kepada lingkunga sekitar dan generasi di bawah kita.

Semoga bermanfaat …

Bali, 3 Januari 2021

Jeffrey Wibisono V. namakubrandku

Artikel juga tayang di jeffreywibisono.com.

Hospitality Consultant Indonesia in Bali –  Telu Learning Consulting – Digimakz Digital Marketing – Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Share this:

Teknis Hotel “Re-Opening” 2021

Komitmen Telu Hospitality Learning and Consulting – sebagai salah satu Hospitality Tourism Consultant di Indonesia yang berbasis di Bali – adalah memfasilitasi Perusahaan Pemilik Hotel dan Restaurant untuk berkomunikasi yang intensif demi suksesnya proyek yang berjalan.

Pada tanggal 28 Desember 2020, sudah bisa diprediksi, bahwa Pemerintah NKRI akan melakukan tindakan penutupan semua perbatasan internasional sehubungan dengan munculnya Varian Covid-19 Inggris yang menjadi berita dunia di penghujung penutupan tahun ini.

Maka dari itu, konsekuensi untuk Hotel dan Restaurant yang Re-Opening, nomer satu yang harus diantisipasi di tahun 2021 dalam masa bisnis dan hidup harus berdampingan dengan pandemi COVID-19 – dengan mengindahkan panduan pemerintah setempat dan WHO – maka mplementasi dengan kontrol yang ketat terhadap PROKES (Protokol Kesehatan) atau CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety dan Environment Sustainability).

Tahun pertama operasional re-opening bersama Telu Hospitality Learning and Consulting, tim konsultan dengan tuntutan profesionalitas dan penunjukan mampu melakukan pekerjaan termasuk

  • Operasional lanjutan proyek (berlaku sebagai owner’s representative untuk menindak lanjuti final punch list dan defects)
  • Memonitor pembentukan  management team yang terdiri dari EXECUTIVE COMMITTEE (MANAGEMENT TEAM / HOD) – sudah mulai bekerja mempersiapkan hotel untuk beroperasi minimum satu bulan sebelum hotel re-opening.
  • Set-up operasional hotel (mengacu pada agenda progress proyek dan bekerjasama dengan tim management/operasional)

Tim Konsultan dari “Telu” akan bekerjasama dengan operational  dan mendampingi management team:

  • Membuat dan mengembangkan penulisan Panduan Manual, P&P dan SOP (Standard Operating Procedures) sesuai konsep hotel yang dibangun.
  • Menentukan adjustment Service Culture, Organization Chart, Manning Guide & Recruitment
  • Role Play, Training Implementasi dan monitoring
  • Mempersiapkan Re-Opening Budget (3 versi dalam masa recovery COVID-19) dan meminta approval dari Pemilik Perusahaan
  • Mempersiapkan Financial Budget untuk tahun pertama hotel beroperasi kembali / re-opening, untuk kemudian dieksekusi oleh Pemilik Perusahaan
  • 5 year forecast (apabila figur pasar sudah bisa dibaca dan logis realistik)
  • Rekomendasi Account Services (Financial related)
  • Rekomendasi Maintenance Services
  • Rekomendasi Purchasing/ Procurement Services

Dikarenakan pekerjaan ini termasuk contingency plan, maka masa kerja bisa di-evaluasi per triwulan berdasarkan laporan tertulis yang tercatat secara teratur dan rutin.

Selain itu, Pemilik Perusahaan dan Management dapat mengembankan tugas tambahan terhadap Telu Hospitality Learning and Consulting misalnya

  • Project Assessment (Evaluasi Proyek) & Positioning
  • Vision Statement (didapatkan dari melakukan interview dengan owner mengenai arah business jangka panjang termasuk mimpi, konsep dan strateginya)
  • Mission Statement (dibuat pecahan-pecahan strategi jangka pendek untuk mewujudkan yang termaktub di Vision Statement)

Dalam Sales and Marketing oleh Management Team bisa ditentukan untuk memulai pekerjaan minimum satu bulan sebelum hotel re-opening. Task list termasuk

  • Analytical Digital Marketing dan Social Commerce
  • Marketing & Sales Action Plan
  • Persiapan launching program  Marketing
  • Aktivitas Public Relations dengan memberdayakan tim manajemen dan staff Top to Down (leading by example)
  • Membuka kerjasama dengan beragam komunitas.
  • Merekomendasikan dan Menetapkan Corporate Identity sesuai Service Culture
  • Advertising Services (Digital mode on)
  • Reservations and Representative Services

Catatan tambahan untuk lancarnya operasional termasuk penetrasi pasar domestik di 2021 sebagai aktivitas implementasi Sales & Marketing, maka Pemilik Perusahaan perlu menyiapkan working capital senilai nominal (misalnya 3 Milyar rupiah) untuk support kelancaran expense hotel selama 6 bulan berjalan.

Hal ini perlu dilakukan untuk antisipasi 6 bulan pertama re-opening sebelum ada revenue, working capital untuk mengelola cash flow salary dan pembayaran operational expense dan suppliers. Dana working capital bisa tidak terpakai apabila business wise dalam kondisi sehat.

Sebagai penutup di atas semua suksesnya suatu usaha dan upaya perusahaan adalah empowerment Sumber Daya Manusia yang solid. Paradigma perubahan attitude dan kinerja harus diseimbangkan. Bahkan manajemen perlu mempertimbangkan untuk memenuhi pemintaan pekerja untuk dipercaya untuk memberikan impact bagi lingkungan sekitarnya. Di 2021 dan seterusnya, kita menghadapi generasi punya pemikiran result oriented dengan bekerja dimana saja termasuk jam kerja yang flexible. Tergantung jenis dan fungsi pekerjaannya. Tentunya teknis paling benar bagi manajemen adalah tetap berpedoman pada delegating, get the job done through other people dan controlling.

Untuk mendapat informasi lebih lanjut silakan masuk ke https://namakubrandku.com/telu-hospitality-consulting/

Bali, 29 Desember 2020

Jeffrey Wibisono V.

Hospitality Consultant Indonesia in Bali –  Telu Learning Consulting – Digimakz– – Commercial Writer – Author – Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Share this:

Pandemi, “Batu Uji” Strategi Sales Marketing Hotel

Kita, hampir memasuki tahun ke-2, berkompromi hidup berdampingan bersama virus COVID-19. Dan sudah banyak upaya yang dilakukan dalam dinamika industri pariwisata. Dari bentukan “pay now, stay later, day pass sampai staycation”.

Sudah saatnya kita bersegera, meningkatkan produktifitas penjualan dimasa  pandemi, — walau pasar diperhitungkan masih lesu–.

Jeffrey Wibisono V. namakubrandku Hospitality Consultant Indonesia in Bali - Telu Learning Consulting – Digimakz - Commercial Writer - Copywriter - Jasa Konsultan Hotel
kontemplasi – Pandemi Batu Uji

Jika kita perhatikan dari sisi ekonomi dan bisnis, periode 2020 ini menjadi masalah besar bagi banyak pengusaha, pekerja dan ekosistem ikutannya. Semua dari sisi penawaran (supply) pihak perusahaan mandeg secara signifikan. Karena tingkat permintaan (demand)  dari masyarakat anjlog juga secara tajam sehingga keseimbangan pasar (equilibrium) goyah.

Hotel, restoran dan unit bisnis yang terkait, kita harapkan mulai menggeliat untuk menutup tahun 2020. Kita melihat sebagian secara berkala membuka kembali usahanya dengan skala yang lebih kecil. Sangat kita pahami, untuk menggerakkan perekonomian rakyat kita perlu volume, belum bisa “mematok” kembali ke harga ideal. Praktis kita mempunyai kesamaan pola keputusan “yang penting jalan dulu”.

Bagaimana terobosannya di saat kondisi pasar menuntut kita untuk menjaga jarak aman?

Pandemi mengharuskan customer dan contact persons berada Di-Rumah-Aja, Work from Home dan menjadi digital nomad. Lantas, siapa yang harus menjadi narahubung untuk melakukan penjualan? Bagaimana cara presentasi sampai close deal-nya, dimana dan kapan harus menemui langganan dan prospek kita?

Walau dalam kondisi dimana masyarakat – kita semua – diminta untuk mengikuti rekomendasi dan keputusan pemerintah daerah setempat. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan penjualan dalam situasi COVID-19 yang dinamis buka tutup ini.

Menurut pemikiran saya, —berdasarkan pengalaman menjalani beberapa krisis selama bekerja di beberapa hotel jaringan internasional di Bali–; nomer satu adalah pentingnya engagement atau selalu terhubung dengan relasi bisnis, customer juga supplier.

Kemudian dengan perhitungan minimnya pemasukan untuk mampu membayar biaya operasional — meski pun telah melakukan penciutan jumlah tenaga kerja–, maka tiga (3) ujung tombak untuk menjalankan strategi Sales & Marketing hotel adalah

  1. General Manager adalah image perusahaan ke publik. Tugas selama masa krisis adalah memegang kendali strategi marketing. Semacam jabatan ad interim director of sales, marketing & communication. Di posisi ini seorang general manager termasuk dituntut segala kemampuannya untuk mengkomunikasikan dan membuat berbagai keputusan darurat disaat yang tepat.
  2. Public Relations Manager adalah jurubicara perusahaan yang mewakili citra manajemen di dalam situasi apa pun. Di jabatan ini, seorang Public Relations Manager juga harus mampu membawahi dan mengontrol  pekerja customer service dan guest relations.

Mengapa demikian? Karena harus ada kendali mengeluarkan statement, informasi  yang seragam mulai dari first touch point karyawan dimana tamu, supplier, partner bisnis mulai mengajukan pertanyaan. Dimana first touch point itu?

Di banyak perusahaan juga hotel tentunya dimulai dari personil security yang bertugas di Pos 1 – Pintu Gerbang Masuk–.

  • Sales Manager adalah narahubung dan sekaligus pembuat keputusan sewa kamar hotel dan transaksi jual beli fasilitas lain-lain yang tersedia di hotel tempat kerjanya sesuai arahan strategi general manager.

Panduan kerja untuk ke-3 jabatan penting di atas bisa kita sederhanakan menjadi

  • Tetap tenang, logis dan terus-menerus menjual.
  • Memperkuat hubungan dengan pelanggan yang telah ada di data-base.
  • Mempergunakan dan memaksimalkan fasilitas pemasaran online.
  • Membuat promosi penjualan yang tepat.
  • Membuat strategi penjualan yang kreatif
  • Membangun kolaborasi yang saling menguntungkan dengan akselerator dan agregator.

Sekali lagi,— menurut pemikiran saya untuk hidup–, bekerja berdampingan dengan COVID-19 supaya efektif dan tetap produktif adalah dengan kembali ke dasar-dasar ilmu hospitality yang ber-etika. Ada Code of Conduct dan selalu mengabaikan The Do and The Don’t termasuk tambahan menjalankan CHSE (Clealiness, Healthy, Safety, and Environtment Sustainability).

Sebagai catatan, semua generasi produktif masa kini sudah malas berbicara di telepon. Salah satu alasannya adalah, kalau sedang menerima dan berbicara ditelepon tidak bisa mengerjakan hal-hal lain yang perlu diselesaikan. Terlebih, ketika harus berbicara dengan seseorang yang jika sedang berbicara tidak bisa diputus begitu saja, –pertimbangan etika–. Sehingga di masa kini diperlukan tatacara dan tatakrama lain kalau memang sangat perlu berbicara di telepon dengan partner bisnis, customer juga supplier.

Kreatif dan Inovatif

Akhirnya perlu saya angkat sekali lagi, bahwa masyarakat dan kita semua tetap dituntut untuk bisa memenuhi kebutuhan (needs), mempertimbangkan keinginan (wants), dan harapan (expectations).

Staycation, menginap dan tinggal di hotel, liburan sambil bekerja ini tentunya bisa dipaketkan kategori needs, expectations dan wants. Bisa disingkat NEW dan ditambahkan nama hotelnya, maka jadilah nama paket misalnya “NEW at my hotel

Solusi efektif dari banyak permasalahan bisnis termasuk  sales & marketing yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang selama ini sudah kita miliki dan nikmati.

Ya, hotel pun sudah sah bisa berinteraksi jual-beli secara digital melalui smartphone dan beragam apps pendukung strategi penjualan online tanpa meninggalkan “nyawa” dari hospitality yang bertopang pada human interactions. Formalitas mengirim fax dan atau email dinilai sangat memperlambat respon para pelakunya. Sssttt ….. emang ada ya di 2020 ini yang masih menggunakan fax? J 

Pihak perusahaan melalui sales & marketing teamnya juga diuntungkan karena memberdayakan pemasaran online sebagai salah satu solusi dengan biaya rendah. Parameter keberhasilannya bisa diakses melalui pengumpulan dan analisa data yang akurasinya bisa dipercaya.

Akhir kata, jangan lagi ada diantara kita yang bangga dengan menyampaikan kalimat “saya gaptek”. Karena untuk keluar dari permasalahan pandemi COVID-19 kita memerlukan team sales & marketing yang mampu membuat dan meningkatkan penghasilan bagi banyak orang yang kehidupannya bergantung pada masing-masing hotel tempat kerja kita.

Salah satu cara supaya bisa memasang strategi sales marketing hotel yang efektif adalah berkolaborasi dengan piranti digital yang dinamis. Mari kita maksimalkan kinerja dengan beragam inovasi baik mulai dari cara manual sampai ke penggunaan teknologi inovatif terbaru.

Happy selling

Jeffrey Wibisono V. namakubrandku

Hospitality Consultant Indonesia in Bali –  Telu Learning Consulting – Digimakz – Commercial Writer – Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Artikel juga tayang di Bisnis Wisata, jeffreywibisono.com

Share this:

Peraturan Baris Berbaris Drill Commands

Saya tergelitik dengan translation tool yang menterjemahkan Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris secara harafiah.  Di satu postingan media sosial, saya melihat foto seseorang berdiri sikap sigap tegak berdiri dengan caption “siap gerak”. Kemudian di bawahnya terlihat ada terjemahan dalam bahasa Inggris yang muncul secara otomatis dari robot si sosial media. Tertulis “ready to move”

Postingan inilah yang menarik saya untuk menulis tentang terminologi Peraturan Baris Berbaris dalam pakem baku bahasa Inggris.

Pasti kita semua tahu, bahwa Translation Interpretation harus akurat untuk konsumsi publik. Kita diminta untuk mampu menyampaikan terjemahan sesuai terminologi bahasa yang umum dipergunakan kata per kata untuk komunikasi yang tepat guna. Menghindari deviasi arti dari suatu pesan yang disampaikan.

Kemudian, di dalam industri hospitality, Anda dan saya dituntut untuk berpengetahuan yang sangat luas. Tujuan dari menguasai pengetahuan umum adalah untuk mampu berkomunikasi dengan semua orang dalam lingkungan pekerjaan. Modal berbahasa yang baik dan benar sangat berguna terutama untuk kita yang melakukan pekerjaan customer service dan sales & marketing.

Baiklah mari kita menghafalkan Peraturan Baris Berbaris = Drill Commands yang dipakai di semua negara yang menggunakan bahasa Inggris.

  1. Siap Gerak = Attenttion
  2. Maju Jalan = Forward, March
  3. Jalan di Tempat = Mark Time, March
  4. Berhenti = Halt (Biasanya komando ini disertai dengan aba-aba squad atau platon di awalnya.  Jadi pemberi komando akan memberikan aba-aba seperti squad, halt atau platon, halt.)
  5. Istirahat di Tempat = At Ease
  6. Buka Formasi/Barisan = Open Rank
  7. Masuk Barisan (membuat formasi) = Fall-In
  8. Tutup Formasi/Barisan = Close Rank
  9. Bubar Barisan (bubar sementara) = Fall-Out
  10. Balik Kanan = About Face/About Right
  11. Hadap Kanan = Right Face/Right Turn
  12. Hadap Kiri = Left Face/Left Turn
  13. Bubar Jalan = Dismissed

Demikianlah beberapa terminologi Peraturan Baris Berbaris (PBB) atau Drill Commands. Sangat berbeda apabila diterjemahkan kata per kata menggunakan transtool.

 Semoga informasi ini bermanfaat dan meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi dengan menggunakan vocabulary  lingusitik yang tepat!

Bali, 1 Desember 2020

Jeffrey Wibisono V. @namakubrandku

Hospitality Consultant Indonesia in Bali –  Telu Learning Consulting – Commercial Writer – Copywriter – Jasa Konsultan Hotel

Share this: