n-JAWA-ni: Membangun Tim Sukses

Seni Mengelola Potensi dan Performa dengan Kearifan Lokal dan Perspektif Global

Dalam dunia kerja, terutama di industri perhotelan dan pariwisata, keberhasilan sebuah tim bukan hanya bergantung pada individu-individu berbakat, tetapi juga pada bagaimana mereka dikelola, dibimbing, dan diberdayakan. Seperti yang dikatakan John Maxwell, “The secret of team success is that there is no secret. Each person must take responsibility for their role, contribute their best, and support their teammates.”

Kita sering melihat di tempat kerja bahwa ada individu yang sangat potensial tetapi kurang berprestasi, ada yang kinerjanya luar biasa tetapi tidak berkembang lebih jauh, dan ada juga yang tampaknya tidak cocok dengan tim. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana mengenali kategori karyawan berdasarkan potensi dan performa mereka, serta menerapkan strategi kepemimpinan yang bijaksana berdasarkan filosofi Jawa yang tetap relevan di dunia modern.

Memimpin dan membangun tim sukses bukanlah pekerjaan instan. Dibutuhkan kesabaran, strategi, dan pendekatan yang tepat. Dengan memahami potensi dan performa setiap individu serta memberikan dukungan yang sesuai, kita bisa menciptakan tim yang solid dan berkembang.

Memahami Potensi dan Performa dalam Tim

Setiap individu dalam tim memiliki kombinasi unik antara potensi dan performa. Jika kita mampu mengidentifikasi dan memahami di mana posisi setiap karyawan dalam skala ini, kita bisa mengarahkan mereka menuju performa terbaiknya. Berdasarkan framework yang ada, kita bisa mengelompokkan karyawan menjadi beberapa kategori:


1. Potential Performer (Potensi Tinggi, Performa Rendah)

“Ojo dumeh, ojo nglokro.”
(Jangan sombong, jangan malas.)

Kategori ini mencakup individu yang sebenarnya memiliki bakat dan potensi besar, tetapi entah karena kurangnya motivasi, lingkungan kerja yang kurang mendukung, atau peran yang tidak sesuai, mereka belum bisa menunjukkan performa terbaiknya.

Ciri-ciri:

  • Cerdas dan berbakat tetapi sering terlihat tidak bersemangat.
  • Tidak proaktif dalam mencari tantangan.
  • Kurang berkontribusi secara maksimal.

Solusi:

Evaluasi peran mereka – Mungkin mereka berada dalam posisi yang kurang cocok. Rotasi kerja bisa menjadi solusi.
Tingkatkan keterlibatan – Ajak mereka dalam diskusi strategis atau proyek baru.
Bangun komunikasi terbuka – Cari tahu hambatan mereka dan berikan solusi.

Dalam industri perhotelan, kategori ini sering ditemui pada individu yang masuk ke industri ini bukan karena passion, tetapi karena keadaan. Tugas seorang pemimpin adalah menemukan potensi mereka dan mengarahkannya dengan cara yang tepat.


2. Future Performer (Potensi Tinggi, Performa Sedang)

“Jer basuki mawa beya.”
(Kesuksesan membutuhkan pengorbanan.)

Mereka memiliki potensi besar dan telah mulai menunjukkan performa yang baik, tetapi masih membutuhkan dorongan lebih lanjut untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi.

Ciri-ciri:

  • Termotivasi dan ingin berkembang.
  • Memiliki rasa ingin tahu tinggi terhadap industri.
  • Masih membutuhkan arahan dan pengalaman lebih banyak.

Solusi:

Berikan pelatihan dan mentoring – Program learning & development sangat efektif.
Tantang mereka dengan proyek nyata – Misalnya, mereka bisa memimpin sebuah event kecil di hotel.
Dukung dan apresiasi – Perhatian dari atasan bisa menjadi dorongan besar bagi mereka.

Dalam industri perhotelan, mereka ini adalah calon-calon supervisor atau manajer yang perlu diasah dan diarahkan.


3. Consistent Performer (Potensi Tinggi, Performa Tinggi)

“Wani ngalah, luhur wekasane.”
(Berani mengalah demi hasil yang lebih besar.)

Mereka adalah pilar utama dalam tim yang bekerja dengan konsisten dan memberikan kontribusi nyata. Dalam dunia hospitality, mereka adalah individu yang bisa diandalkan dalam segala situasi.

Ciri-ciri:

  • Mampu menyelesaikan tugas dengan baik dan konsisten.
  • Memiliki keterampilan yang mumpuni di bidangnya.
  • Tidak mudah terpengaruh oleh tekanan kerja.

Solusi:

Jaga motivasi mereka – Jangan biarkan mereka merasa stuck dalam rutinitas.
Berikan tanggung jawab lebih – Misalnya, berikan mereka proyek atau program delegasi kepemimpinan.
Hargai kontribusi mereka – Pengakuan adalah hal penting agar mereka tetap termotivasi.


4. Key Performer (Potensi Sedang, Performa Tinggi)

“Aja gumunan, aja getunan.”
(Jangan mudah terkejut, jangan mudah menyesal.)

Mereka adalah pekerja keras dengan kinerja luar biasa, tetapi belum sepenuhnya mengeksplorasi potensi mereka.

Ciri-ciri:

  • Berkinerja tinggi tetapi kurang percaya diri dalam mengambil inisiatif.
  • Memiliki kemampuan teknis yang baik tetapi masih butuh pengembangan.
  • Tidak terlalu ambisius dalam mengejar promosi.

Solusi:

Dorong mereka untuk mengambil inisiatif lebih besar.
Sediakan peluang pelatihan dan sertifikasi.
Libatkan mereka dalam diskusi strategis dan pengambilan keputusan.


5. High Performer (Potensi Rendah, Performa Tinggi)

“Sepi ing pamrih, rame ing gawe.”
(Tidak mencari pujian, tetapi rajin bekerja.)

Mereka adalah pekerja keras yang sangat produktif tetapi mungkin memiliki batas dalam pertumbuhan karier mereka.

Ciri-ciri:

  • Sangat rajin dan loyal terhadap perusahaan.
  • Tidak terlalu tertarik untuk naik jabatan.
  • Memiliki keterampilan teknis yang kuat.

Solusi:

Berikan mereka rasa memiliki atas pekerjaannya.
Tawarkan program pengembangan yang sesuai dengan minat mereka.
Jaga keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi mereka.


6. Talent Risk (Potensi Rendah, Performa Rendah)

“Wong sing ora gelem sinau, bakal ketinggalan.”
(Orang yang tidak mau belajar akan tertinggal.)

Mereka mungkin tidak cocok untuk pekerjaan yang mereka jalani atau kurang memiliki keterampilan dasar yang diperlukan.

Solusi:

Implementasikan program Performance Improvement Plan (PIP).
Berikan pelatihan intensif untuk melihat apakah mereka bisa berkembang.
Jika tidak ada peningkatan, evaluasi apakah mereka cocok untuk organisasi.


Strategi Kepemimpinan untuk Meningkatkan Performa Tim

Untuk membangun tim yang sukses, pemimpin harus menjadi fasilitator yang mampu melihat potensi setiap individu dan menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka. Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan:

1. Membangun Budaya Kerja yang Positif

  • Terapkan filosofi gotong royong dalam kerja tim.
  • Bangun budaya kerja yang saling mendukung.

2. Menggunakan Pendekatan Coaching dan Mentoring

  • Setiap karyawan harus memiliki akses ke pembimbing yang bisa memberikan arahan.

3. Menerapkan Sistem Penghargaan dan Motivasi

  • Berikan insentif berbasis kinerja.
  • Akui pencapaian karyawan secara terbuka.

4. Fokus pada Pengembangan Keterampilan

  • Terapkan program pelatihan berkelanjutan.
  • Berikan akses ke sumber belajar yang relevan.

5. Menciptakan Komunikasi yang Efektif

  • Terapkan sistem umpan balik yang transparan.
  • Pastikan setiap karyawan merasa dihargai dan didengar.

Kesimpulan

Memimpin dan membangun tim sukses bukanlah pekerjaan instan. Dibutuhkan kesabaran, strategi, dan pendekatan yang tepat. Dengan memahami potensi dan performa setiap individu serta memberikan dukungan yang sesuai, kita bisa menciptakan tim yang solid dan berkembang.

“Sukses bukan hanya tentang hasil, tetapi juga bagaimana kita sampai ke sana.”

Jember, 5 Februari 2025

Jeffrey Wibisono V.

Praktisi Industri Hospitality dan Konsultan

Share this:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *