WA Group, Oh Yes atau Oh Noooo……!

Saya terkenang masa kecil yang sering harus saling disumpah untuk memantapkan suatu cerita atau pernyataan. Begini kalimat sumpahnya dalam bahasa Jawa dolanan “pang ping jojoh lading, jus jus jus”.  Kalau saya yang disumpah, satu teman saya mengucapkan kalimat tersebut sambil beraksi membuat tanda silang di dada saya. Kemudian  pada kalimat Jus Jus Jus, dia menggerakkan jari telunjuk seolah menusuk ulu hati saya.

Saya menuliskan cerita ini sambil tersenyum mengenang bagaimana teman-teman bermain saya, berusia sepantaran berkomitmen menuntut kebenaran, kesungguhan dan  tanggung-jawab terhadap suatu cerita dan berita.

No hoax!

Nah bagaimana dengan WA si Whatsapp dan Telegram di masa kini?

Pastinya tidak perlu disumpah-sumpah lagi, karena bukti-bukti percakapan tinggal di screen-shot dan di transfer secara online.

Ngomong-ngomong, teman-teman telah menjadi member berapa WA Group?

Saya terdaftar di 15 WA Group baik sebagai yang akitf sebagai admin maupun member pasif untuk aktualisasi berita dan aktifitas  terkini.

Baiklah, saya hendak berbagi  mengenai manfaat komunikasi interaktif saat ini untuk lingkup kerja berbasis teknologi internet dan komputer menggunakan sistem messenger yaitu WA maupun Telegaram. Mari kita coba ide-ide ini untuk membantu kita semua.

Cara pertama adalah Mengharuskan karyawan untuk mengambil bagian dalam sistem  komunikasi interaktif  kita. Sebaiknya tidak membuka celah untuk menawarkan masuk ke grup adalah pilihan.

Alasan: Ini adalah cara tercepat dan termudah untuk mengurangi ketakutan mereka untuk berubah dari berbasis kertas/ memo/ staff notice board ke sistem elektronik. Dan sebagian besar karyawan akan dengan mudah beradaptasi ketika mereka melihat seberapa cepat mereka dapat mengakses manfaat dan informasi lainnya.

Langkah selanjutnya adalah sinkronisasi dan memonitor pendistribusian informasi sehingga tidak membuat karyawan frustrasi dengan memaksa mereka melalui serangkaian langkah-langkah jika-maka.

Harap diperhatikan janganlah kita menambahkan kompleksitas saat kita mempertimbangkan hendak menyederhanakan suatu sistem komunikasi.

Poin Bagus dari WA Grup ini adalah management secara bertahap menyingkirkan beragam formulir yang memaksa karyawan mengulangi informasi yang sudah ada di komputer.

Poin Buruk dari WA Grup ini adalah dapat menciptakan kesenjangan karyawan yang sudah terbiasa menggunakan gadget elektronik. Bagi yang belum mengenal sistem atau biasa kita sebut gaptek, mereka akan menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang seharusnya. Maka disini harus ada yang di in-charge kan sebagai trainer.

Kita harus selalu meng-antisipasi berhadapan dengan pemilkiran dan reaksi pola karyawan yang memiliki pemikiran kuno dan enggan beradaptasi dengan hal-hal baru.

Pernah dengan kata “Itu dia”?

Ini terjadi terhadap mereka yang belum menyadari bahwa apa yang mereka butuhkan akan terus berubah. Minat mereka yang enggan berubah harus diarahkan dan terus dilatih dan dimotivasi untuk menjalankan perspektif baru sesuai jamannnya.

Akhirnya kita harus men-jalankan secara konsisten terlepas dari sistem otomatisasi informasi yang didistribusikan. Karyawan akan bekerja lebih efektif sebagai bagian dari grup interaktif yang karmanya adalah menjadi bisa dikontak dimana saja dan kapan saja.

Produktif sekali bisnis kita ini dengan hanya bermodalkan pulsa telepon untuk membuat hape terus menyala.

Bali, 26 January 2020

Jeffrey Wibisono V.

Jeffrey Wibisono V. @namakubrandku
Hospitality Consultant Indonesia in Bali -  Telu Learning Consulting – Commercial Writer - Copywriter - Jasa Konsultan Hotel
Share this: