Saya hendak mulai dengan cerita mengenai pengalaman saya sendiri terlebih dahulu sebagai ilustrasi realitas, sambil memahami Temen Temu Tekan; satu pitutur luhur Jawa yang sangat dalam maknanya.
Saat ini saya sedang menjalani proses seri lanjutan cita-cita sendiri dengan menjadi Konsultan Hotel juga Mentorship Sales & Marketing dalam hal Branding Activation bersama Telu Hospitality Learning and Consulting.
Tetapi sebelum bercerita lebih lanjut, mari kita kenali dulu arti kata-per-kata supaya lebih mudah mencerna kalimat-kalimat yang akan saya rangkai selanjutnya.
Temen: Dengan sungguh-sungguh; Tekun
Kata tekun disini lebih banyak diarahkan pada orang mencari ilmu maupun melaksanakan tugas yaitu mengerjakan sesuatu dengan rajin, serius, tidak mudah putus asa, tahan uji.
Temu: Ketemu; Pedoman; ngangsu kawruh, menimba ilmu
Kata pedoman yang bisa diartikan sebagai alat untuk melaksanakan misi. Bisa berupa ilmu atau ketrampilan sesuai kompetensi.
Tekan: sampai pada tujuan
Jelas artinya sampai pada tujuan dengan selamat. Misi berhasil diselesaikan!
Visi sudah tercapai adalah hasil dari kemampuan mengelola misi dengan tekun menerapkan ilmu dalam melaksanaan tugas.
Kemudian saya membandingkan pitutur budaya Jawa Temen Temu Tekan ini dengan kata bahasa Inggris yaitu PASSION.
Apakah Passion?
Ada begitu banyak artinya
Passion didefinisikan sebagai kecenderungan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang ia suka atau dianggap penting untuk dilakukan.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, passion berarti kondisi ketika motivasi kuat bertemu dengan emosi yang sama kuatnya.
Passion membuat kita memberikan semua dedikasi yang kita miliki. KIta melakukan segala hal dengan bulat hati dan penuh semangat.
Passion adalah sesuatu yang membuat kita senang melakukannya.
Passion adalah di mana kita akan rela melakukan segala hal untuk mencapai hal itu.
Passion adalah sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar seseorang
Passion adalah di mana kita tidak itung-itungan laba rugi
Passion adalah ketika kita fokus melakukan hal itu sedemikian rupa dan lupa dengan hal yang lain.
Passion adalah sesuatu yang jika tidak kita lakukan, maka kita akan merasa ada sesuatu yang kurang.
Passion adalah sesuatu yang sangat kita sukai, sesuatu yang bisa kita lakukan berjam-jam tanpa kita merasakan kelelahan.
Sekarang saatnya saya hubungkan Temen Temu Tekan dengan naskah yang sudah saya bukukan di Hotelier Stories Catatan Edan Penuh Teladan sub judul nomer 1. Prestasi Hasil Ingkar Janji dan nomer 2. Takkan Lari Cita-Cita Dikejar.
Cita-cita pertama saya dalam karir adalah menjadi Public Relations Hotel. Sudah tercapai. Sehingga saya harus membuat cita-cita baru sebagai lanjutannya. Ini bisa terjadi karena saya pekerja, saya bukan entrepreneur dan urusan karir bisa ditentukan oleh faktor eksternal; yaitu manajemen dan atasan sebagai penilai kinerja yang memberikan rewards and punishment.. Maka jabatan di dalam karir ditentukan juga oleh orang lain. Sedangkan faktor internal saya adalah Temen Temu Tekan, doing Extra miles, overtime, menyenangi pekerjaan dan menjalani tanpa rasa terpaksa.
Kalau saya sendiri sih ya maunya tetap menjadi Public Relations saja, karena sudah klop, pas mantap. Tetapi faktanya, saya diberi berkat menikmati jalur karir karir zig-zag, multi-tasking.
Bagaimana saya bisa menyebut diri saya adalah seseorang dengan bekal Temen Temu Teken?
Jujur, ini berjalan di alam bawah sadar dan saya baru memahaminya setelah banyak membaca cerita orang-orang sukses dan menghubung-hubungakannya dengan alur kehidupan saya.
Cut the story short demikian adanya
Waktu SMP, ditanya Bapak, “SMA mau sekolah yang mana?”
Saya jawab “SMPS”
“Apa itu?” tanya Bapak saya
“Sekolah Menengah Pekerja Sosial”, terang saya.
Dan Bapak saya tidak setuju, menolak pilihan saya.
Sudah bisa dipastikan, kemudian saya masuk ke SMA umum.
Tingkat berikutnya, pada waktu saya SMA jurusan IPA.
Pada suatu siang Bapak saya bertanya, “lulus SMA ini, sudah kepikir masuk Universitas mana?”
Saya menjawab, “saya mau jadi Public Relations Hotel, jadi saya mau kuliah di BPLP Bali”
Sekali lagi Bapak saya tidak sepaham dengan anaknya. Pada akhir pembicaraan yang emosional di sesi itu, beliau bilang “tidak, kamu harus jadi dokter atau insinyur”
Tetapi yang ada, saya terdampar di kampus IKIP Malang, program ekstensi Translator Intepreter bahasa Inggris – Indonesia.
Sambil kuliah, saya terus menerus mencari kerja dengan tujuan bisa membiayai diri sendiri dan pilihan pendidikan saya di kemudian hari. Sampai akhirnya saya berhasil masuk ke tim pre-opening Toko Buku Gramedia Malang pada kuliah semester 5.
Saya masih sangat ingat jawaban saya di sesi wawancara dengan jawaban polos yang saya sampaikan “saya hendak menjadi Public Relations di hotel, karena saya melihat ada kemewahan disana dan saya harus menjadi bagian dari kehidupan pekerja hotel”.
Dan rupanya Gramedia memang adalah pintu masuk saya ke industri hospitality. Kuliah semester 7 menjelang ujian negara saya tinggalkan. Saya memilih setuju di transfer ke Hotel Santika di Semarang dengan modal berpengalaman sebagai pramuniaga yang berbahasa Inggris. Sejak saat itu karir saya bekerja dari hotel ke hotel.
Kisah perjalanan saya yang sangat panjang dan tiada henti. Jadi wis tekan dan budal maneh, sudah sampai dan berangkat lagi. Orang zaman sekarang bilangnya sudah ketemu passion-nya.
Akhir kata, Temen Temu Tekan bisa kita rangkum dengan mengatakan bahwa siapa saja yang bersungguh-sungguh melakukan misinya, pasti akan sampai pada tujuannya.
Setiap orang sukses tak jauh dari passion yang menjadi motor penggerak kesuksesan mereka. Oleh sebab itu, sangat penting untuk menemukan passion dalam hidup ini. Buatlah cita-cita sebagai tujuan sambil menikmati prosesnya. Salah satu contoh adalah Cristiano Ronaldo si Pemain Sepak Bola asal Portugal yang dengan tegas berani mengatakan “Yes, I am The Best!” tanpa merasa dirinya angkuh, karena dia menyadari betul proses integrity bagi dirinya sendiri.
Bagaimana dengan Anda?
Bali, 29 September 2020
Jeffrey Wibisono V. @namakubrandku