Salah satu aktivitas saya sehari-hari adalah membangun teamwork dengan Google My Business (GMB). Saya juga dikenal dengan ID namakubrandku di IG, FB maupun network pergaulan. Bersama GMB, saya perlu mengasah keilmuan digital marketing sebagai seorang praktisi di hospitality industry. Saya adalah seorang Hospitality Industry Consultant Indonesia berlokasi di Bali. Seorang pekerja professional freelance dengan label “TELU” Hospitality Industry Learning and Consulting, sekaligus Mentor di DIGIMAKz Bali yang fokus ke materi pelajaran Digital Marketing. Kerennya Konsultan Hotel gitu sebutan pendeknya.
Sangat menarik ketika kita membaca Insight GMB tersebut. Kita dipandu secara langsung dengan data dari tampilan Performance, kinerja kita bersama Google. How people interacted with you dan All interactions termonitor. Bahkan laporan terpadu dan mudah ditindak lanjuti dari rangkuman Calls, Messages, Business Profile interactions. Saya menggunakan yang versi bahasa Inggris, karena kebiasaan dan lebih mudah paham dengn terminologi internasional.
Teman-teman sudah paham cara kerja Google My Business dalam me-lokalisir keywords kita masuk ke Searches triggered your Business Profile?
Ada Searches breakdown loh! Dan canggihnya lagi kita diberi tahu juga Search terms that returned your profile in the results.
Ayo siapa yang hendak konsultasi, learning and consulting?
Mulai dari bagian saya sebagai konsultan urban dan boutique konsep dan operations grand-design hotels and resorts and villas di Bali sampai ke dinamika perkembangan digital marketing ter-kini.
Kita, hampir memasuki tahun ke-2, berkompromi hidup berdampingan bersama virus COVID-19. Dan sudah banyak upaya yang dilakukan dalam dinamika
industri pariwisata. Dari bentukan “pay now, stay later, day pass sampai
staycation”.
Sudah saatnya kita bersegera, meningkatkan produktifitas penjualan dimasa pandemi, — walau pasar diperhitungkan masih lesu–.
Jika
kita perhatikan dari sisi ekonomi dan bisnis, periode 2020 ini menjadi masalah
besar bagi banyak pengusaha, pekerja dan ekosistem ikutannya. Semua dari sisi
penawaran (supply) pihak perusahaan mandeg secara signifikan. Karena tingkat permintaan (demand)
dari masyarakat anjlog juga
secara tajam sehingga keseimbangan pasar (equilibrium)
goyah.
Hotel,
restoran dan unit bisnis yang terkait,
kita harapkan mulai menggeliat untuk menutup tahun 2020. Kita melihat sebagian
secara berkala membuka kembali usahanya dengan skala yang lebih kecil. Sangat
kita pahami, untuk menggerakkan perekonomian rakyat kita perlu volume, belum
bisa “mematok” kembali ke harga ideal. Praktis kita
mempunyai kesamaan pola keputusan “yang penting jalan dulu”.
Bagaimana
terobosannya di saat kondisi pasar menuntut kita untuk menjaga jarak aman?
Pandemi mengharuskan customer
dan
contact
persons
berada Di-Rumah-Aja, Work from Home dan
menjadi digital
nomad. Lantas, siapa yang harus menjadi
narahubung untuk melakukan penjualan? Bagaimana cara presentasi sampai close deal-nya, dimana dan kapan harus menemui langganan dan
prospek kita?
Walau
dalam kondisi dimana masyarakat – kita semua – diminta untuk mengikuti
rekomendasi dan keputusan pemerintah daerah setempat. Ada beberapa hal yang
dapat kita lakukan untuk meningkatkan penjualan dalam situasi COVID-19 yang
dinamis buka tutup ini.
Menurut
pemikiran saya, —berdasarkan
pengalaman menjalani beberapa krisis selama bekerja di beberapa hotel jaringan
internasional di Bali–; nomer satu adalah pentingnya engagement atau selalu terhubung dengan
relasi bisnis, customer juga supplier.
Kemudian dengan
perhitungan minimnya pemasukan untuk mampu membayar biaya operasional
— meski pun telah melakukan penciutan jumlah tenaga kerja–, maka tiga (3) ujung
tombak untuk menjalankan strategi Sales & Marketing hotel adalah
General
Manager adalah image
perusahaan ke publik. Tugas selama masa krisis adalah memegang kendali strategi
marketing. Semacam jabatan ad
interim director
of sales, marketing & communication. Di
posisi ini seorang generalmanager
termasuk dituntut segala kemampuannya untuk mengkomunikasikan dan membuat
berbagai keputusan darurat disaat yang tepat.
Public
Relations Manager adalah jurubicara perusahaan yang mewakili
citra manajemen di dalam situasi apa pun.
Di jabatan ini, seorang Public RelationsManager juga harus mampu
membawahi dan mengontrol pekerja customerservice dan
guest
relations.
Mengapa
demikian? Karena harus ada kendali mengeluarkan statement,informasi yang seragam mulai dari first touch point karyawan dimana tamu, supplier, partner bisnis mulai mengajukan
pertanyaan. Dimana first touch point
itu?
Di
banyak perusahaan juga hotel tentunya dimulai dari personil security
yang bertugas di Pos 1 – Pintu Gerbang Masuk–.
Sales
Manager adalah narahubung dan sekaligus pembuat
keputusan sewa kamar hotel dan transaksi jual beli fasilitas lain-lain yang
tersedia di hotel tempat kerjanya sesuai arahan strategi general manager.
Panduan
kerja untuk ke-3 jabatan penting di atas bisa kita sederhanakan menjadi
Tetap tenang, logis dan terus-menerus
menjual.
Memperkuat hubungan dengan pelanggan yang
telah ada di data-base.
Mempergunakan dan memaksimalkan fasilitas
pemasaran online.
Membuat promosi penjualan yang tepat.
Membuat strategi penjualan yang kreatif
Membangun kolaborasi yang saling
menguntungkan dengan akselerator dan agregator.
Sekali
lagi,—
menurut pemikiran saya untuk hidup–, bekerja berdampingan dengan COVID-19 supaya efektif dan
tetap produktif adalah dengan kembali ke dasar-dasar ilmu hospitality
yang ber-etika. Ada Code of Conduct
dan selalu mengabaikan The Do and The
Don’t termasuk tambahan menjalankan CHSE (Clealiness, Healthy, Safety,
and Environtment Sustainability).
Sebagai
catatan, semua generasi produktif masa kini sudah malas berbicara di telepon.
Salah satu alasannya adalah, kalau sedang menerima dan berbicara ditelepon
tidak bisa mengerjakan hal-hal lain yang perlu diselesaikan. Terlebih, ketika harus berbicara dengan
seseorang yang jika
sedang berbicara tidak bisa diputus begitu saja, –pertimbangan etika–. Sehingga di masa kini diperlukan tatacara
dan tatakrama lain kalau memang sangat perlu berbicara di telepon dengan
partner bisnis, customer juga supplier.
Kreatif dan Inovatif
Akhirnya
perlu saya angkat sekali lagi, bahwa masyarakat dan kita semua tetap dituntut
untuk bisa memenuhi kebutuhan (needs), mempertimbangkan keinginan (wants),
dan harapan (expectations).
Staycation,
menginap dan tinggal di hotel, liburan sambil bekerja ini tentunya bisa
dipaketkan kategori needs,
expectations dan
wants.
Bisa disingkat NEW dan ditambahkan nama hotelnya, maka jadilah nama paket misalnya “NEW at my
hotel”
Solusi
efektif dari banyak permasalahan bisnis termasuk sales & marketing
yaitu dengan memanfaatkan teknologi yang selama ini sudah kita miliki dan
nikmati.
Ya,
hotel pun sudah sah bisa berinteraksi jual-beli secara
digital melalui smartphone dan beragam apps pendukung strategi penjualan online tanpa meninggalkan “nyawa” dari hospitality yang bertopang pada human
interactions. Formalitas mengirim fax dan atau email dinilai sangat
memperlambat respon para pelakunya. Sssttt
….. emang ada ya di 2020 ini yang masih menggunakan fax? J
Pihak
perusahaan melalui sales
& marketing
teamnya juga diuntungkan karena memberdayakan pemasaran online sebagai
salah satu solusi dengan biaya rendah. Parameter keberhasilannya bisa diakses
melalui pengumpulan dan analisa data yang akurasinya bisa dipercaya.
Akhir
kata, jangan lagi ada diantara kita yang bangga dengan menyampaikan kalimat
“saya gaptek”. Karena untuk keluar dari permasalahan pandemi COVID-19 kita memerlukan team sales & marketing
yang mampu membuat dan meningkatkan penghasilan bagi banyak orang yang
kehidupannya bergantung pada masing-masing hotel tempat kerja kita.
Salah
satu cara supaya bisa memasang strategi sales marketing hotel yang efektif adalah berkolaborasi dengan
piranti digital yang dinamis. Mari kita maksimalkan kinerja dengan beragam
inovasi baik mulai dari cara manual sampai ke penggunaan teknologi inovatif
terbaru.
Secara sederhana, satu rangkaian kata bijak
menyatakan “Proses tidak akan menghianati Hasil.” Ungkapan ini bermakna kalau
kita berupaya dengan sungguh-sungguh, maka hanya hasil gemilang yang akan kita
capai.
Saya kemudian membandingkan proses etos kerja
conventional tersebut dengan metode Lumpat
Kidang yang saya ambil dari pitutur Jawa. Dapat kita bayangkan bagaimana
perilaku Kidang yang dalam bahasa
Indonesia adalah Rusa. Ya, rusa adalah binatang yang lincah, gesit, belari
melompat seenaknya untuk sampai ke tujuannya. Secara serius pitutur Jawa ini
menggambarkan cara kerja seseorang yang result
oriented dengan mengabaikan prosedur semestinya.
Di dalam dunia kerja, terutama yang
berhubungan dengan industri hospitality,
dapat kita temukan dengan mudah jenis dan fungsi pekerjaan yang harus runtut step-by-step prosesnya atau yang sah
dengan metode lumpat kidang hingga membuahkan
hasil maksimal. Yang kita bicarakan ini adalah fokus SOP.
Kita hanya bisa menyatakan ada proses yang
tidak dijalankan secara runtut apabila sudah paham dengan User Manual, Policy &
Procedure (P&P), Standard Operating Procedure (SOP) dan Job Description.
Sehingga, sampai disini pada dasarnya setiap
individu harus memiliki dasar yang sama dan jelas terlebih dahulu.
Sekarang saya sederhanakan pengertian
peristilah yang saya sebut di atas
User
Manual dan P&P memandu seseorang bagaimana menggunakan sesuatu
SOP
memandu seseorang bagaimana melakukan sesuatu dan bila perlu berapa lama
melakukan aktivitas tersebut
Job
Description berisi apa-apa saja (panduan tugas) yang seseorang harus kerjakan
Baik, mari kita bahas lebih cermat.
SOP mempunyai fungsi utama sebagai
alat pandu. Namun demikian fungsi SOP dalam kinerja juga dapat digunakan sebagai
alat ukur, alat pantau, dan sebagai alat
latih.
SOP mempunyai tujuan untuk mengatur
semua aktivitas, supaya aktivitas perusahaan dapat berjalan sesuai dengan
tujuan, visi serta misi yang telah dibuat dan disepakati oleh perusahaan.
Di era digital yang kekinian, ada lima (5) BENTUK
SOP yang kependekan dari Standar
Operasional Prosedur atau Standard
Operating Procedure. Untuk contoh Membuat SOP dengan bentuk narasi – Simple Step, silakan baca di buku karya
tulis saya yang berjudul Hotelier
Stories Catatan Edan Penuh Teladan Sub Judul no. 15.
1. Simple
Step (berupa narasi redaksi)
2. Hierarchical
(berupa narasi redaksi)
3. Flowchart (bagan alir)
4. Graphic
procedures (mencantumkan foto/gambar)
5. Video (termasuk ditambah text dan suara
selain gambar bergerak)
SOP harus disusun dengan baik dan benar. Pada
bagian ini, saya bersama Telu Hospitality
Learning Consulting mengerjakan jasa hotel konsultan yang membantu beberapa
perusahaan untuk meng-evaluasi,
mengedit dan menyusun ulang SOP melalui mentorship dan role-play. Detail pekerjaan ini sangat konseptual.
SOP harus dijalankan, dimonitor serta di-update secara konsisten dan disiplin. Sehingga
tujuan dan fungsi SOP benar-benar membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Sekali lagi ini adalah salah satu bagian dari pekerjaan Branding Activation. Membentuk citra perusahaan untuk berkomunikasi
dengan publik/ audience-nya.
Oleh karena itu, proses yang sangat rapi,
teratur, terdokumentasi, dan disiplin menjadi kebutuhan semua elemen perusahaan.
Berdasarkan pengalaman kerja saya, perusahaan
yang sejak awal berdirinya sudah menerapkan SOP, perusahaan tersebut lebih
mudah dalam menanamkan kedisiplinan atau ketaatan.
Sampai disini sudah paham ya?
Bahwa, semua pekerja untuk mendapatkan hasil
yang maksimal harus tahu, paham dan melakukan pekerjaannya sesuai SOP.
Lalu, siapa yang bisa dan boleh menggunakan
metode Lumpat Kidang?
Lumpat Kidang ini dalam peristilahan lain kira-kira artinya sama dengan Breakthrough, Short-Cut, Jalan Pintas, Terobosan, Best Practise.
Okay, di dalam pekerjaan engineering
department, pada kasus emergency, penanganan untuk memberikan solusi sementara
ada istilah jumper. Inilah salah satu lumpat kidang yang sah untuk kepentingan
banyak orang di dalam jam operasional.
Kemudian seorang salesman, di dalam sales
proses terdapat celah metode lumpat dan sah mengabaikan SOP untuk suatu deal.
Pasti ada beberapa lagi. Silakan teman-teman
menganalisa dan membuat daftar tertulis untuk diskusi terbuka ini.
Bagaimana dengan pekerjaan yang harus patuh
terhadap SOP?
Salah satu nya adalah di Front Office yaitu
yang saya sebut How to walk Check-In Guest.
Sebagai penutup, dapat saya sampaikan, bahwa setiap
departemen, dan unit bisnis di suatu perusahaan, institusi, maupun organisasi sangat
perlu memiliki dan menerapkan SOP baik
secara prosedural maupun flexible Lumpat
Kidang untuk menggapai hasil yang maksimal sesuai budget dan target.